Pelabuhan Indonesia ‘Hijau’ Makin Gress! TPS Gasak Elektrifikasi Demi Zero Emisi

transformasi hijau pelabuhan
Pelindo lewat TPS pacu elektrifikasi alat bongkar muat, tekam emisi 100%! Simak strategi green port Indonesia dukung net zero 2060 & keuntungan operasionalnya. Foto: Istimewa
Mascim
Mascim
Print PDF

Ruang.co.id – Seiring dengan meningkatnya kesadaran global terhadap perubahan iklim, sektor logistik di Indonesia juga mulai berbenah. Salah satu langkah signifikan datang dari PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS), anak perusahaan Pelindo Group, yang kini menjadi pelopor dalam transformasi hijau pelabuhan. Melalui program elektrifikasi alat bongkar muat, TPS tidak hanya memangkas emisi karbon secara drastis tetapi juga membuktikan bahwa praktik bisnis berkelanjutan dapat memberikan dampak positif pada efisiensi operasional.

Sejak 2016, TPS telah memulai transisi besar-besaran dengan mengalihkan Container Crane (CC) ke tenaga listrik. Kini, fokus utama adalah pada fase kedua elektrifikasi, yakni penggantian Rubber Tyred Gantry (RTG) berbahan bakar solar menjadi versi elektrik. Menurut Erika A. Palupi, Sekretaris Perusahaan TPS, satu unit RTG konvensional dapat menghabiskan hingga 400 liter solar per hari, yang setara dengan emisi 1.072 kg CO₂. Dengan beralih ke RTG listrik, emisi tersebut dapat dipangkas hingga nol, menjadikan pelabuhan lebih ramah lingkungan.

Namun, manfaat elektrifikasi tak hanya terbatas pada aspek lingkungan. RTG listrik juga menunjukkan performa yang lebih andal dibandingkan pendahulunya. Downtime atau waktu mesin tidak beroperasi menjadi lebih rendah, sementara biaya operasional harian turun drastis hingga 60%. Penghematan ini berasal dari efisiensi energi serta pengurangan pemakaian suku cadang mesin diesel yang mahal.

Langkah ini merupakan bagian dari komitmen ESG (Environmental, Social, and Governance) Pelindo Group untuk mendorong transformasi pelabuhan hijau. Pelabuhan, yang selama ini dikenal sebagai sumber polusi dan konsumsi energi tinggi, kini mulai beralih ke model operasi rendah karbon. “Elektrifikasi bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan mendesak,” tegas Erika. TPS menargetkan 22 unit RTG listrik akan beroperasi penuh pada tahun 2026, mendukung target pemerintah mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 31,89% pada 2030 dan mencapai net zero emission pada 2060.

Baca Juga  Kinerja Terminal Petikemas Surabaya Melonjak Berkat Pelatihan Technical Planning & Control

Tidak hanya elektrifikasi, Pelindo juga mengintegrasikan digitalisasi layanan dan energi terbarukan ke dalam operasional pelabuhan. Transformasi ini membuat pelabuhan Indonesia semakin kompetitif di kancah global, sekaligus menarik minat investor yang peduli terhadap praktik bisnis berkelanjutan. Dengan percepatan dekarbonisasi sektor logistik, TPS dan Pelindo membuktikan bahwa keberlanjutan bukan sekadar wacana, melainkan aksi nyata yang mendatangkan manfaat ganda—baik bagi lingkungan maupun bisnis.

Melalui inisiatif ini, TPS tidak hanya menjadi contoh bagi pelabuhan lain di Indonesia, tetapi juga menunjukkan kepada dunia bahwa transformasi hijau adalah jalan menuju masa depan yang lebih baik. Dengan dukungan teknologi dan komitmen kuat terhadap keberlanjutan, pelabuhan Indonesia siap memimpin dalam revolusi industri hijau.