Ruang.co.id – Di tengah persaingan logistik global yang semakin ketat, Terminal Petikemas Surabaya (TPS) sebagai bagian dari Pelindo Subholding Terminal Petikemas (SPTP) mengambil langkah strategis dengan menggelar program pelatihan Strategic Operation Excellence selama lima hari penuh. Pada Rabu 7 mei. Pelatihan intensif yang diikuti oleh 16 pekerja kunci dari berbagai lini operasional ini difokuskan pada penguasaan sistem Technical Planning and Control (P&C) sebagai tulang punggung efisiensi bongkar muat kontainer.
Direktur Operasi SPTP, Muhamad Muarip, secara personal memimpin pelatihan yang berlangsung di gedung kantor Pelindo Place lantai 22 ini. Dalam sambutannya, Muarip menekankan bahwa era baru operasional terminal petikemas tidak lagi hanya mengandalkan kecepatan fisik semata, melainkan membutuhkan presisi perencanaan berbasis data dan kontrol operasional real-time. “Setiap detik yang terbuang di dermaga adalah potensi kerugian ekonomi nasional,” tegasnya di hadapan peserta yang berasal dari berbagai departemen krusial seperti perencanaan kapal, manajemen lapangan, dan koordinasi truk.
Materi pelatihan dirancang secara komprehensif mencakup seluruh aspek operasional terminal modern. Peserta diajak mendalami seni Berth Planning yang mengajarkan teknik optimalisasi penggunaan dermaga untuk meminimalkan waktu tunggu kapal. Tidak kalah penting, sesi Ship & Yard Talker memperkenalkan sistem komunikasi terpadu antara petugas di atas kapal dengan tim di lapangan guna menghilangkan celah kesalahan koordinasi. Aspek Manning Deployment pun mendapat porsi khusus dengan pembahasan algoritma penugasan tenaga kerja berbasis beban kerja dan kompetensi spesifik.
Yang membedakan pelatihan ini dengan program sebelumnya adalah penyempurnaan materi dari modul dasar Container Terminal Operation (CTO) yang kini telah diintegrasikan dengan teknologi real-time monitoring berbasis Internet of Things (IoT). Kehadiran narasumber berpengalaman seperti Sigit dari Jakarta International Container Terminal (JICT) dan Imad dari Terminal Petikemas Semarang menambah kekayaan perspektif dengan berbagi studi kasus nyata penerapan sistem ini di berbagai terminal besar di Indonesia.
Hasil nyata dari pelatihan ini langsung terlihat pada dua indikator kinerja utama terminal petikemas. Pertama, Box per Ship per Hour (BSH) yang mencapai angka 52 box per jam, melampaui standar KSOP Tanjung Perak sebesar 48 box per jam. Kedua, Truck Round Time (TRT) yang berhasil ditekan menjadi rata-rata 28 menit untuk proses penerimaan ekspor dan 42 menit untuk pengeluaran impor, lebih cepat dari target maksimal yang ditetapkan.
Erika Asih Palupi, Sekretaris Perusahaan TPS, menjelaskan bahwa pencapaian ini sejalan dengan semangat ELEVATE yang diusung dalam perayaan HUT TPS tahun ini. “Kami tidak hanya berhenti pada pencapaian angka-angka, tetapi terus mendorong inovasi SDM dan adopsi teknologi terkini,” ujarnya. Visi kedepannya adalah mengembangkan digital twin system untuk simulasi berbagai skenario operasional dan membangun shared database lintas terminal dalam grup Pelindo untuk analisis big data yang lebih komprehensif.
Bagi industri logistik nasional, transformasi yang dilakukan TPS ini bukan sekadar peningkatan operasional biasa, melainkan langkah strategis dalam menjawab tantangan Era Logistik 5.0 dimana integrasi antara SDM unggul dan teknologi digital menjadi kunci daya saing. Pelindo melalui TPS telah menunjukkan komitmennya untuk tidak hanya menjadi penonton, melainkan pemain utama dalam peta persaingan logistik global yang semakin dinamis.
Dengan pendekatan terpadu yang menggabungkan peningkatan kapasitas SDM dan adopsi teknologi terkini, Terminal Petikemas Surabaya tidak hanya meningkatkan kinerja operasionalnya, tetapi juga menempatkan diri sebagai benchmark baru efisiensi logistik di kawasan Asia Tenggara. Transformasi ini menjadi bukti nyata bagaimana kolaborasi antara sumber daya manusia yang kompeten dan teknologi tepat guna dapat menciptakan lompatan produktivitas yang signifikan dalam industri logistik yang penuh tantangan ini.