Mengapa Pola Asuh Zaman Dulu Lebih Disiplin Dibanding Sekarang?

Pola Asuh Dulu
Ilustrasi seorang ayah dan anak membuat kerajinan tangan (Pexels)
Ruang NyaLa
Ruang NyaLa
Print PDF

Surabaya, Ruang.co.id“Ah, dulu itu anak-anak kalau nggak disuruh duduk manis sama orang tua, langsung kena jitak!” Pernah dengar kalimat seperti ini dari orang tua atau kakek-nenek kita? Cerita-cerita seperti ini sering membuat kita berpikir, apa iya pola asuh zaman dulu benar-benar lebih disiplin?

Atau hanya nostalgia orang tua saja?

Sebagai anak generasi milenial atau Gen Z, sering mendengar cerita ini di sela obrolan santai bersama keluarga. Bagaimana dulu mereka harus bangun pagi tanpa alarm, pergi sekolah jalan kaki tanpa mengeluh, dan selalu patuh saat diberi tugas rumah.

Di sisi lain, saat ini kita mendengar orang tua modern lebih memilih pendekatan yang “ramah anak”. Jadi, apa sebenarnya yang membedakan pola asuh dulu dan sekarang, serta mengapa pola asuh zaman dulu terlihat lebih disiplin?

Pengertian Pola Asuh

Untuk memahami perbedaan ini, kita harus tahu dulu apa itu pola asuh. Secara sederhana, pola asuh adalah cara atau metode yang digunakan orang tua dalam mendidik, mengasuh, dan membimbing anak mereka. Pola asuh ini dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya, kebiasaan keluarga, hingga perkembangan zaman.

Zaman dulu cenderung lebih otoriter. Orang tua menjadi figur yang penuh wibawa, dan anak-anak harus mematuhi segala aturan tanpa banyak bertanya. Sebaliknya, pola asuh modern lebih mengutamakan komunikasi dua arah, di mana anak diajak untuk berdiskusi dan memahami alasannya.

Mengapa Pola Asuh Zaman Dulu Lebih Disiplin?

Kalau ditanya mengapa, ada banyak faktor yang memengaruhi. Namun, di bawah ini adalah beberapa hal yang membuat pola asuh dulu tampak lebih “keras” dibanding sekarang:

1. Nilai Budaya yang Kental
Di masa lalu, budaya kita sangat menekankan pentingnya penghormatan terhadap orang tua. Anak-anak yang tidak patuh dianggap tidak berbakti. Inilah yang membuat orang tua zaman dulu merasa perlu untuk menerapkan disiplin ketat.

Baca Juga  Kenali Ciri-Ciri Anak yang Berpotensi Sukses di Masa Depan

2. Tidak Banyak Gangguan Teknologi
Zaman dulu tidak ada gadget, internet, atau media sosial yang membuat anak mudah terdistraksi. Orang tua juga tidak perlu bersaing dengan TikTok atau game online untuk mendapatkan perhatian anak mereka. Kalau sudah begitu, siapa yang nggak disiplin, kan?

3. Pendekatan “Trial and Error”
Orang tua zaman dulu membesarkan anak tanpa banyak referensi teori parenting seperti sekarang. Mereka percaya pada pendekatan “apa yang berhasil untuk saya, pasti berhasil untuk anak saya”. Kalau disuruh belajar, ya harus belajar. Kalau disuruh tidur, ya jangan ada drama!

Apa yang Bisa Kita Pelajari?

Meskipun pola asuh modern cenderung lebih fleksibel, bukan berarti kita tidak bisa mengambil pelajaran dari metode orang tua kita dulu. Disiplin tetap penting, tetapi bagaimana cara menyampaikannya yang mungkin harus disesuaikan.

Sebagai generasi baru, kita bisa menggabungkan pendekatan disiplin dari masa lalu dengan empati dan pengertian yang lebih besar, seperti yang ditawarkan pola asuh modern.

Pada akhirnya, setiap zaman memiliki tantangannya masing-masing. Dulu mungkin terkesan lebih disiplin karena pengaruh budaya dan situasi yang berbeda. Namun, pola asuh modern juga memiliki nilai positif dengan pendekatan yang lebih manusiawi dan berbasis komunikasi.

Jadi, apakah pola asuh dulu lebih baik daripada sekarang? Jawabannya bergantung pada bagaimana kita memaknainya.

Yang terpenting, kita bisa terus belajar dari masa lalu untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak kita.