ruang

Lomba Bertutur Disperpusip Jatim, Bentuk Karakter Kepribadian

Disperpusip Jatim
Disperpusip Jatim Gelar lomba bertutur tingkat provinsi Jawa Timur, Bentuk Karakter Kepribadian.
Ruang redaksi
Print PDF

Surabaya, Ruang.co.idDinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Jatim menggelar lomba bertutur tingkat provinsi Jawa Timur. Acara yang diikuti sebanyak 25 siswa setingkat Sekolah Dasar (SD)/Madrasyah Ibtidaiyah (MI) se Jatim itu digelar di Ruang Graha Pustaka, Kantor Disperpusip Jatim, Jl. Menur Pumpungan 32 Surabaya, Rabu (3/7/2024).

Kepala Disperpusip Jatim, Ir. Tiat S. Suwardi, MSi melalui Sekertaris Disperpusip Jatim, Dwiko Yudhi Widodo, SH, MAP mengatakan, penyelenggaraan lomba bertutur ini bertujuan untuk membentuk karakter dan kepribadian anak-anak didik sejak dini.

“Kegiatan ini merupakan kegiatan yang secara terus-menerus kita laksanakan dengan harapan supaya pembudayaan kegemaran membaca di kalangan anak-anak dapat terus dipupuk,” ujar Dwiko.

“Melalui bertutur, mereka bisa belajar menyampaikan pesan moral melalui dongeng. Dan itu akan mudah diterima dan ditiru oleh anak tanpa merasa digurui,” imbuhnya.

Disamping itu, tujuan lomba ini juga diharapkan agar anak-anak dapat mengangkat dan mempopulerkan buku-buku cerita budaya daerah (lokal) yang mengandung nilai-nilai kehidupan yang baik. Lalu membangun karakter bangsa, baik buku bernuansa cerita kepahlawanan maupun legenda.

“Lalu juga bisa membangkitkan semangat dan kemauan membaca sebagai budaya di masyarakat. Termasuk juga dapat mengembangkan, meningkatkan minat dan budaya gemar membaca di segala unsur masyarakat. Dan ini merupakan bagian penting dari peran perpustakaan,” ujarnya.

Namun yang jauh lebih penting, lewat lomba tersebut anak-anak diharapkan mampu mewujudkan pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya.

“Termasuk juga bagaimana membangun manusia yang berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur sebagai subyek pembangunan nasional,” tandanya.

Masih menurut Dwiko, kebiasaan membaca buku perlu didorong, difasilitasi dan dimotivasi. Yang jauh lebih penting juga diberi contoh dan dilatih sejak usia dini.

Baca Juga  Soroti Sejumlah Kecurangan PPDB Jalur Zonasi di Kota Surabaya

“Anak-anak juga perlu didukung oleh kondisi yang kondusif dan nyaman. Disamping itu, ketersediaan atau kemudahan memperoleh bahan bacaan yang menarik itu penting juga,” terangnya.

Tidak hanya itu, buku berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan pembaca juga perlu diperhatikan. Pasalnya, keberadaannya sebagai faktor penentu keberhasilan.

“Karena itu, sebagai komitmen kita bersama untuk anak bangsa, mari kebiasaan membaca di masyarakat kita bangun secara intensif dan serentak melalui 3 pilar utama,” jelasnya.

Apa itu 3 pilar utama? Dwiko menyebut, yakni lingkungan keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat.

“Kalau lingkungan keluarga, peran orang tua sangat dominan melalui gerakan gemar membaca. Lalu lingkungan pendidikan lewat sinkronisasi peran guru. Dan selanjutnya lingkungan masyarakat lewat kegiatan literasi seperti roadshow budaya baca, pameran buku dan lain sebagainya,” pungkasnya.

Sementara lomba yang dilaksanakan sehari penuh itu menghadirkan para juri yakni Kak Inge (Kumpul Dongeng Surabaya), Kak Nitnit (Psikologi) dan Kak Tobi (Seniman). Untuk Juara I diraih Muhammad Alex Adhiasta Maulana Ibra (Kab. Bondowoso), Juara II diraih Girzya Clara Khumaira (Kab. Magetan), Juara III diraih Bahira Ramadhani Azzahra Mauluda (Kab. Tuban), Harapan I diraih Alyssandra Kayla Putri (Kota Batu), Harapan II diraih Kevin Fitrah Al Kareem (Kota Surabaya) dan Harapan III diraih Genevie Axelia Santoso. (*)