Ruang.co.id – Perayaan ulang tahun perusahaan seringkali identik dengan seremoni seremonial. Namun, PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) memilih jalan berbeda. Dalam rangka HUT ke-26, mereka mengubah tradisi dengan mengganti karangan bunga menjadi bibit pohon buah melalui program āLetās Plant Our Treeā. Ini bukan sekadar simbolis, melainkan langkah nyata dalam ESG Journey perusahaan untuk menciptakan bisnis logistik yang berkelanjutan. Jum’at. (03/5/2025).
Di tengah gencarnya isu perubahan iklim, TPS memahami bahwa prinsip ESG (Environmental, Social, Governance) harus diintegrasikan ke dalam DNA bisnis. Erika A. Palupi, Sekretaris Perusahaan TPS, menegaskan bahwa program penanaman pohon ini adalah cerminan semangat kolaborasi. āSetiap pohon yang ditanam hari ini adalah investasi untuk bumi di masa depan,ā ujarnya.
Kegiatan ini melibatkan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pelanggan, mitra logistik, hingga perbankan. Bibit pohon buah seperti mangga, jambu, dan rambutan ditanam di area Gate Domestik TPS, menciptakan ruang hijau yang kelak bisa dinikmati bersama. Pendekatan ini sejalan dengan tema HUT TPS ke-26: āELEVATEā (Excellence in Leading Exceptional Values and Advanced Transformative Efforts).
Bagi TPS, keberlanjutan bukan hanya tentang mengurangi emisi karbon. Perusahaan ini telah melakukan terobosan dengan elektrifikasi alat berat seperti Container Crane (CC) dan Rubber Tyred Gantry (RTG), yang secara signifikan menekan polusi udara. Mereka juga mengembangkan program konversi limbah menjadi oksigen, sebuah inovasi yang langka di industri kepelabuhanan.
Program penanaman pohon ini juga merupakan kelanjutan dari kampanye āLetās Move with Purposeā, yang sebelumnya diwujudkan dalam kegiatan Fun Trekking di Bukit Cendono, Mojokerto. Dengan menggandeng berbagai pihak, TPS membuktikan bahwa kolaborasi lintas sektor adalah kunci menciptakan dampak berkelanjutan.
Salah satu tantangan terbesar dalam menjalankan program ESG adalah keterlibatan semua pihak. TPS menyadari bahwa keberlanjutan tidak bisa dicapai sendirian. āESG harus menjadi gerakan kolektif,ā tegas Erika.
Dengan melibatkan mitra bisnis, instansi pemerintah, dan pelanggan, TPS menciptakan ekosistem yang saling mendukung. Misalnya, bank-bank mitra tidak hanya memberikan pendanaan tetapi juga turut serta dalam aksi penghijauan. Pendekatan ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB, khususnya SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) dan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).
TPS membuktikan bahwa industri logistik tidak harus identik dengan polusi dan eksploitasi sumber daya. Melalui kolaborasi ESG, mereka menciptakan model bisnis yang berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.
āIni baru awal. Kami akan terus berinovasi untuk masa depan yang lebih hijau,ā tutup Erika.

