Ruang.co.id – PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) merajut mozaik kepedulian melalui program kurban berkelanjutan yang menjangkau ribuan penerima. Kolaborasi sinergis dengan Lembaga Manajemen Infaq (LMI) tahun ketiga ini menjadi anyaman indah tanggung jawab sosial perusahaan. Sebanyak 2.000 paket daging kurban tersalurkan presisi kepada mitra kerja dan komunitas sekitar, membentuk jaring penguatan sosial yang terus bertaut. Minggu, (9/6/2025)
Tiga tahun konsistensi kemitraan TPS-LMI telah menenun pola dampak sosial berlapis. Sekretaris Perusahaan Erika A. Palupi menegaskan perluasan jangkauan menjadi jantung program. “Tak hanya paket daging, hewan kurban kami alirkan hingga Desa Tajungan di Madura dan institusi strategis seperti Polres Tanjung Perak, Lantamal V, Kodiklatal, serta Kelurahan Perak Barat,” urainya. Strategi distribusi multidimensi ini menjadi benang merah penghubung ekosistem sosial-bisnis.
Rantai jaminan kualitas daging kurban dirajut ketat sejak pemilihan hewan. Audit kesehatan komprehensif oleh otoritas berwenang menjadi simpul krusial sebelum penyembelihan. “Integritas kebersihan, kesegaran, dan gizi menjadi sulaman utama dalam setiap paket,” tegas Erika. Sistem pengawasan berjenjang ini memastikan keamanan pangan hingga ke tangan penerima manfaat tanpa cela.
Ozi Riyanto dari LMI menyoroti dimensi transendental program ini. “Kolaborasi ini merajut benang ukhuwah melampaui relasi korporasi semata,” ungkapnya. Resonansi serupa terpantul dari testimoni Husni, petugas cleaning service: “Perhatian tulus manajemen membuat kami merasa menjadi helaian penting dalam kain besar TPS.” Feedback organik ini menjadi indikator keberhasilan model pemberdayaan berbasis emosi kolektif.
Model kurban TPS telah bertransformasi menjadi pola rajut yang terus berkembang. Kemitraan strategis dengan LMI menciptakan presisi distribusi dan efisiensi sumber daya. “Kami ingin merajut legacy yang tetap hidup meski masa kurban usai,” jelas Erika. Pendekatan ini menjadi contoh bagaimana ritual keagamaan dapat ditenun menjadi strategi TJSL berkelanjutan di industri logistik.
Program ini berhasil merajut benang nilai spiritual dan pragmatis secara harmonis. Distribusi 2.000 paket daging kurban bukan sekadar ritual tahunan, melainkan investasi sosial jangka panjang. Interaksi positif dengan komunitas sekitar pelabuhan menciptakan kain pengaman sosial yang memperkuat ekosistem operasional. Pendekatan ini membuktikan bahwa aktivitas keagamaan dapat menjadi alat perajut kohesi sosial yang efektif.