Ruang.co.id – Momen pelepasan 376 calon jamaah haji asal Sidoarjo, Kloter 20, di Pendopo Delta Wibawa pada Selasa (6/5) menjadi saksi bisu haru dan doa yang mengiringi langkah mereka menuju Tanah Suci. Bupati Sidoarjo, Subandi, hadir dengan wajah penuh kebanggaan sekaligus haru, menyampaikan pesan mendalam bagi para calon tamu Allah yang akan menunaikan rukun Islam kelima.
Dengan suara lantang namun penuh kehangatan, Bupati Subandiāyang akrab disapa Abah Bandiāberpesan agar seluruh jamaah menjaga kesehatan dan kekompakan selama menjalani ibadah. āTitip doa di Tanah Suci, semoga Sidoarjo semakin makmur dan diberkahi Allah SWT,ā ujarnya, mengingatkan betapa pentingnya doa bersama untuk kemajuan daerah. Pesannya bukan sekadar formalitas, melainkan harapan kolektif warga Sidoarjo yang diamanatkan kepada para jamaah.
Rombongan Calon Haji Sidoarjo Kloter 20 terdiri dari 376 jamaah dan 4 petugas pendamping, dengan kisah unik yang mencerminkan kebhinekaan panggilan spiritual. Jamaah tertua berusia 87 tahun, membuktikan bahwa usia bukan penghalang untuk menyempurnakan iman. Di sisi lain, jamaah termuda berusia 21 tahun memulai perjalanan dewasa dengan pengalaman rohani yang langka. Rentang usia ini menjadi simbol bahwa ibadah haji adalah mimpi universal, tak pandang generasi.
Langit Sidoarjo seolah turut merasakan gegap gempita pelepasan ini. Para calon haji berjalan pelan, mata berkaca-kaca, sambil memeluk keluarga dan sesama jamaah. Pendopo Delta Wibawa, yang biasanya menjadi pusat kegiatan pemerintahan, hari itu berubah menjadi pusat doa dan harapan. Setiap langkah jamaah haji tidak hanya membawa niat pribadi, tetapi juga doa ribuan warga Sidoarjo untuk keberkahan bersama.
Meski penuh sukacita, perjalanan ini tidak lepas dari tantangan. Bupati Subandi mengingatkan pentingnya kesehatan dan kebersamaan selama di Arab Saudi. Pesan ini relevan mengingat perbedaan cuaca dan padatnya ritual ibadah. Namun, di balik tantangan, ada optimisme bahwa pengalaman ini akan mengukir kenangan abadi sekaligus mempererat tali silaturahmi antarsesama jamaah.
Keberangkatan Kloter 20 bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan bagian dari mozaik spiritual Sidoarjo. Doa yang mereka bawa bukan hanya untuk diri sendiri, tapi untuk kemakmuran seluruh masyarakat. Kini, tinggal menunggu kabar baik dari Tanah Suci, sambil berharap mereka pulang sebagai haji mabrur yang membawa perubahan positif.

