Surabaya Tutup ICE ke-21 dengan Dua Mahkota: Magnet Inovasi & Seni Nasional

Surabaya Raih Dua Penghargaan di ICE
Surabaya sukses tutup ICE ke-21 dengan dua penghargaan bergengsi: Stand Terfavorit & Juara 1 Penampilan Terbaik. Foto: Istimewa
Ruang Nurudin
Ruang Nurudin
Print PDF

Ruang.co.id – Sorotan mata seluruh kota di Indonesia tertuju ke Surabaya pada Sabtu malam, (10/5). Sekretaris daerah (Sekda) Kota Surabaya resmi menutup helatan bergengsi Indonesia City Expo (ICE) ke-21 dan Indonesia International Arts Festival 2025 dengan sorak tepuk tangan dan pencapaian membanggakan.

Dua penghargaan berhasil disabet Surabaya, Stand Terfavorit dan Juara 1 Penampilan Terbaik, mengukuhkan posisi kota ini tak hanya sebagai tuan rumah, tetapi juga magnet inovasi, kreativitas, dan kolaborasi lintas daerah.

Kegiatan yang menjadi bagian dari Musyawarah Nasional (Munas) VII APEKSI ini bukan sekadar pameran. Ia menjelma menjadi panggung raksasa tempat ratusan kota memamerkan denyut kehidupan, kemajuan teknologi, kekayaan budaya, dan semangat membangun. Grand City Surabaya menjadi saksi bagaimana 171 stan dari 98 kota se-Indonesia menampilkan karya terbaik mereka di hadapan ribuan pengunjung yang memadati arena sejak hari pertama pembukaan.

Kemeriahan tidak hanya datang dari visual atraktif dan sajian budaya yang menggugah. Di balik layar, ada proses seleksi ketat dan penilaian objektif yang dilakukan secara diam-diam oleh dewan juri lintas profesi dari akademisi, praktisi, hingga tokoh seni. Mereka menilai tak hanya dari desain dan tampilan, tapi juga orisinalitas gagasan, konsistensi tema, serta kemampuan menyentuh sisi emosional masyarakat. Maka tidak berlebihan jika penghargaan yang diberikan benar-benar mencerminkan kualitas terbaik dari peserta.

Sekda Kota Surabaya, Ikhsan, yang mewakili Wali Kota Eri Cahyadi dalam penutupan, menyampaikan pesan yang menyentuh: bahwa setiap peserta adalah pemenang dalam perjalanan kolaboratif ini. Ia menekankan bahwa semangat membangun kota tidak hanya soal siapa yang paling mencolok, tetapi tentang siapa yang mampu menginspirasi. ā€œSemoga ini jadi penyemangat agar kita bisa bertemu lagi dengan semangat yang lebih besar di tahun-tahun mendatang,ā€ ucapnya.

Baca Juga  Kolaborasi Digital Antar Kota: Surabaya Pacu Transformasi Gotong Royong di Era 4.0

Di sisi lain, Windu Wijaya, Direktur PT Kinarya Cipta Kreasi selaku penyelenggara, menyampaikan rasa terima kasih atas antusiasme luar biasa warga dan dukungan penuh dari Pemkot Surabaya. Ia mengakui bahwa kesuksesan acara ini bukan kerja satu pihak, melainkan hasil gotong-royong dari berbagai elemen, mulai dari pemerintah hingga pelaku seni lokal.

Momen ini bukan hanya pesta seni dan pembangunan, tapi juga ruang pembelajaran. Setiap stan adalah jendela pembuka wawasan, memperlihatkan bagaimana sebuah kota bisa tumbuh bukan hanya dengan beton dan aspal, tetapi dengan ide, inovasi, dan kepercayaan pada kekuatan masyarakatnya.

Tak sekadar euforia sesaat, ICE ke-21 dan Indonesia International Arts Festival 2025 telah membentuk simpul baru dalam jejaring kota-kota Indonesia: simpul kolaborasi, edukasi, dan inspirasi. Saat kota lain bersiap menjadi tuan rumah selanjutnya, Medan disebut-sebut akan menggelar ICE 2026.

Surabaya telah menutup tirai acara dengan reputasi dan semangat yang menyala. Masyarakat pesertanya pulang membawa kisah, energi, dan mungkin, mimpi baru untuk kotanya sendiri. Karena kota yang hebat bukan sekadar terlihat indah, tapi yang mampu menghidupkan semangat warganya.