100 Hari Kerja Subandi-Mimik: Gebrakan Kaledeskop Spektakuler, Sorotan Kritis, dan Asa Sidoarjo Baru

100 hari kerja Subandi–Mimik
Gebrakan 100 hari Subandi–Mimik ubah wajah Sidoarjo. Capaian besar, kritik tajam, hingga OTT kades jadi babak baru kepemimpinan daerah. Foto: Istimewa
Ruang Nurudin
Ruang Nurudin
Print PDF

Sidoarjo, Ruang.co.id – Seratus hari pertama kepemimpinan Bupati Subandi dan Wakil Bupati Mimik Idayana menyuguhkan kolase berwarna, dari capaian program yang mengesankan, gelombang kritik masyarakat, hingga peristiwa dramatis OTT kepala desa. Namun kepemimpinan ini tidak sekadar bergerak, namun berlari cepat di tengah ekspektasi publik dan dinamika sosial-politik Sidoarjo.

Dengan semangat visi “Menata Desa, Membangun Kota”, duet Subandi-Mimik mengusung arah baru menuju Sidoarjo Metropolitan yang inklusif, sejahtera, dan berkelanjutan. Program prioritas seperti pembukaan 100 ribu lapangan kerja, beasiswa 20.000 pelajar, dan pemodalan UMKM mulai digulirkan secara konkret.

“Dari 14 program prioritas, alhamdulillah sebagian besar telah kita jalankan. Tapi evaluasi tetap kami lakukan,” tegas Wabup Mimik, dalam forum evaluasi kinerja di Pendopo Delta Wibawa (10/6/2025).

Program pengentasan pengangguran melalui 24 pelatihan untuk 1.901 peserta dan kurikulum job placement berhasil direalisasikan.

Sementara itu, pemenuhan hak dasar masyarakat lewat layanan kesehatan gratis menunjukkan capaian hampir sempurna, 99,44% warga Sidoarjo kini telah memiliki JKN-KIS, dengan 76,63% di antaranya berstatus aktif.

Namun sorotan tajam publik juga mengiringi. Sejumlah kalangan menilai gerak cepat pemimpin Sidoarjo ini terlalu teatrikal, bahkan memunculkan julukan “bupati selebritas”.

Warganet memperdebatkan urgensi betonisasi 11 ruas jalan utama, meski proyek tersebut didesain jangka panjang lengkap saluran drainase modern.

Tak kalah penting, sektor sosial seperti bantuan makanan bergizi untuk lansia dan yatim piatu turut berjalan. “Permakanan adalah bentuk konkret kehadiran negara di meja makan warga miskin,” ujar Mimik.

Realisasi anggarannya mencapai lebih dari Rp 6 miliar, termasuk untuk 225 penyandang disabilitas yang mendapat bantuan Rp 300 ribu/bulan.

Sebuah lembaga survei independen bahkan mencatat tingkat kepuasan masyarakat atas pemerintahan ini mencapai 81,7%.

Baca Juga  Skandal SPMB Sidoarjo 2025: Anak Tukang Ojek Tersingkir Anak Lewat Tangan Pejabat Lolos, Laman Dindikbud Sidoarjo Diretas?! 

Sebuah angka tinggi yang mencerminkan optimisme publik. Namun, tak sedikit pula yang masih menyimpan tanya, ke mana arah anggaran sebesar Rp 5,947 triliun akan bermuara?. Padahal, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kab. Sidoarjo cukup tinggi.

“Amanah ini akan terus kami jalankan dengan sebaik-baiknya, kami berusaha bergerak cepat menyelesaikan permasalahan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat,” ujar Wabup Minik lagi.

Diketahui, untuk tahun 2024, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo telah melakukan perubahan APBD dengan fokus pada peningkatan anggaran untuk sektor-sektor prioritas seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.

Itu telah dipaparkan pula di gedung parlemen Kab. Sidoarjo, dengan perubahan APBD yang cukup besar ini, diharapkan oleh semua pihak, akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sidoarjo.

Program revolusioner Jihad Rawat Kali juga jadi sorotan, meski berhasil menormalisasi 53 km saluran air dalam 100 hari. Pemasangan pompa berkapasitas 2.400 liter/detik di beberapa titik rawan banjir memperkuat komitmen infrastruktur ekologis.

Sayangnya, catatan perjalananpemerintahan Subandi – Mimik ini tidak sepenuhnya bersih. OTT terhadap beberapa kepala desa di Kecamatan Tulangan menyeruak sebagai sandungan serius. Dugaan suap menyelimuti periode emas 100 hari itu. Hingga kini, publik masih menunggu ketegasan hukum dari aparat penegak hukum.

“Pemimpin bukan hanya bicara program, tapi juga integritas. Skandal desa harus dituntaskan dengan transparan,” ungkap seorang tokoh masyarakat yang enggan disebut namanya.

Terlepas dari dinamika tersebut, duet Subandi-Mimik berikrar tak akan berpuas diri. “Ojok lungguh nang kursi tok. Ayo mudun, turun ke lapangan, dengarkan rakyat,” seru Mimik di depan seluruh OPD, membakar semangat perubahan.

Kini, pertanyaan publik, akankah lompatan spektakuler ini berlanjut konsisten dalam 5 tahun ke depan? Ataukah justru tenggelam dalam pusaran birokrasi dan konflik kepentingan?

Baca Juga  376 Calon Haji Sidoarjo Berangkat, Bawa Doa dan Harapan Bupati ke Tanah Suci

Satu hal yang pasti, 100 hari pertama Subandi–Mimik telah membuka babak baru. Babak yang bukan hanya tentang program dan data, tetapi tentang harapan, integritas, dan arah masa depan Sidoarjo.