Bintang Politik dr Beny Raih Gelar KRA Berkat Budaya Santun dan Pengabdian Kesehatan

Gelar KRA dari Keraton Solo
Anggota DPRD Jatim dr Beny (kiri) dapat gelar KRA dari Keraton Solo berkat sikap santun dalam politik dan dedikasi di bidang kesehatan. Foto: Istimewa
Ruang Gentur
Ruang Gentur
Print PDF

Ruang.co.id – Sebuah Gelar Kehormatan sebagai Bangsawan Jawa dari Keraton Surakarta Hadiningrat, disematkan kepada Anggota DPRD provinsi Jatim Dr dr Benjamin Kristianto M.Kes MARS. Ph.D. Politikus dari fraksi partai Gerindra itu mendapatkan gelar kebangsawanan yakni KRA yang merupakan kepanjangan dari Kanjeng Raden Arya ditambah Husododiningrat di nama belakangya.

Pengukuhan gelar kebangsawanan Santana Riya Nginggil Anom anom tersebut disematkan langsung oleh Dra Gusti Kanjeng Ratu ( GKR ) Koes Moertiyah Wandansari M.Pd di ruang Kesentanan keraton Surakarta Hadiningrat.

Setelah mendapat gelar tersebut, dokter Beny, panggilan akrab dr Benjamin Kristianto, berhak menyandang nama bangsawan Dr dr Kanjeng Raden Arya (KRA) Benjamin Kristianto Husododiningat M.Kes MARS.

Dr Beny mengatakan syukur dan terima kasih kepada keraton Surakarta Hadiningrat yang telah memberikan gelar kebangsawanan padanya.

Menurut dokter Beny, pihaknya mendapat gelar tersebut karena pihak keraton Surakarta Hadiningrat menilai dirinya mampu menjaga budaya sopan santun yang merupakan bagian dari ciri khas budaya Jawa dalam setiap aspek kehidupan yang dilakukannya baik sebagai politisi, maupun saat berprofezi sebagai dokter dalam melayani kesehatan masyarakat.

“Gusti Kanjeng Ratu Koes Moertiyah Wandansari memberikan penghargaan ini karena menilai saya sebagai dokter dan juga politisi yang mampu menjaga dan mengimplementasikan budaya Jawa. Terutama budaya sopan santun selama menjalani kehidupan sebagai politisi maupun sebagai dokter,ā€ terang dokter Beny.

Menurut Dokter Beny, di dalam kehidupan berpolitik, yang didalamnya penuh intrik dan sikut-sikutan, bisa dilaluinya dengan tetap bersikap santun dan low profile dengam tetap memegsng etika dalam berpolitik.

Demikian juga saat menjadi dokter, dalam melayani pasien dia mengutamakan pelayanan yang baik, ramah tamah, menyenangkan dan santun. Tidak merasa dibutuhkan sehingga bersifat arogan. Perilaku menjaga tata krama dan etika inilah yang menjadi dasar penilaian pihak keraton mengangkat dirinya mendapatkan gelar Kanjeng Raden Arya Tersebut.

Sedengkan gelar Husododiningrat disematkam karena pengabdian dokter Beny dalam bidang kesehatan.

“Husodo itu bahasa jawa yang artinya sehat. Makanya banyak rumah sakit yang memakai nam husada. Karena latar belakanh saya sebagai dokter maka disematkanlah nama Husododiningrat. Yang artinya gelar bangsawan di bidang kesehatan, ” tutur dokter Beny lagi.

Dokter Beny mengaku bahwa, dengan gelar ini dirinya tetap akan bersikap santun dan berperilaku baik sehingga menyenangkan semua orang.

ā€œDari dulu, sejak dari kecil saya selalu menjunjung tinggi nilai-nilai budaya sopan santun, hormat kepada orang tua atau pimpinan, atau orang yang lebih tua. Saya juga menghargai anak muda. Saya selalu mengutamakan orang lain untuk berbicara, tanpa menyela. Kesopanan ini sudah turun temurun dari kakek nenek saya,” kata anggota komisi E DPRD provinsi Jatim ini.

Dokter Beny menambahkan, selama ini, dirinya selalu tulus dalam menjalankan semua tingkatan dalam kehidupannya. Baik itu ketika menjadi orang biasa, sebagai dokter maupun sebagai anggota Legislatif sampai dengan mendapat gelar bangsawan ini. Karena Dokter Beny berkeyakinan bahwa semua jabatan, pangkat maupun derajat yang didapatnya semua berasal dari Tuhan.

“Saya menilai bahwa apa yang saya dapatkan selama ini semuanya berasal dari Tuhan. Sehingga dalam berprilaku saya tetap berusaha untuk baik dan tetap menjaga diri dalam kehidupan sosial dan berinteraksi dengan siapapun. Sehingga budaya sopan santun tetap saya bawa dalam tindaj tanduk berkehidupan sosial yang saya jalani,” tukasnya lagi.

Dengan adanya gelar ini, dirinya juga memiliki rasa tanggung jawab untuk melestarikan budaya Jawa.

Tanggung jawab melestarikan budaya Jawa itu antara laib mengkolaborasikan antara bidang kesehatan dengan budaya Jawa. Yakni bagaimana melestarikan budaya Jawa supaya budaya ini tetap langgeng.

“Dalam melestarikan budaya Jawa tidak hanya sekedar menjaga tapi juga mengambil contoh dari Keraton Surakarta, bagaimana kita tetap menghormati orang tua karena mereka sangat luar biasa sungkemnya dan juga tatakrama nya,ā€ pungkasnya.