Sidoarjo, Ruang.co.id ā Sebanyak 492 mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) resmi dilepas Bupati Sidoarjo, H. Subandi untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2025.
Bertempat di Pendopo Delta Wibawa, Rabu (23/7), pelepasan ini bukan sekadar seremoni akademik, melainkan awal dari misi sosial dan kemanusiaan menyentuh desa.
Mengusung tema āRukun Tetangga, Membangun Desa,ā program KKN berlangsung selama satu bulan penuh dan disebar ke 23 RT di Kabupaten Sidoarjo.
Selain itu, dua desa binaan, yakni Wonokarang (Balongbendo) dan Gempol Klutuk (Tarik), menjadi lokasi KKN tematik.
Mahasiswa juga akan mengabdi di tiga pondok pesantren: Ponpes Al Hidayah, Nurul Ikhlas, dan Burhanul Hidayah.
Bupati Subandi menekankan bahwa KKN adalah ruang latihan kepemimpinan yang sesungguhnya, bukan sekadar program kampus.
āKuliah kerja nyata (KKN) bukan sekadar program akademik saja, akan tetapi perjalanan sosial, intelektual, dan spiritual. Saat adik-adik mahasiswa terjun langsung ke tengah masyarakat, di situlah ilmu yang didapat di bangku kuliah diuji dan dimaknai. Di situlah empati diasah, dan kepemimpinan dibentuk,ā ucapnya.
Ia berharap mahasiswa UNUSIDA tak hanya menjadi pelengkap kegiatan desa, tetapi benar-benar memberi warna perubahan.
āSaya berharap, kehadiran mahasiswa KKN UNUSIDA di tengah masyarakat nanti bukan hanya sebagai pelengkap program desa, tetapi juga menjadi inspirasi perubahan. Bekerjalah dengan hati, berbaurlah dengan bijak, dan pulanglah dengan pengalaman yang baik,ā tegas Bupati Subandi.
Rektor UNUSIDA, Dr. H. Fatkul Anam turut menyampaikan harapannya agar mahasiswa membawa manfaat langsung ke masyarakat.
āKami berharap mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang membawa nilai ilmu pengetahuan, membangun komunikasi dengan seluruh warga, menghargai kearifan lokal dan meninggalkan hal positif yang membanggakan UNUSIDA kedepannya,ā ujarnya.
Melalui KKN, ruang dialog antar generasi dan antara kampus dan masyarakat kembali diperkuat.
Harapnya, bukan sekadar menyelesaikan program, tetapi menyemai dampak positif jangka panjang, mengakar dan tumbuh di hati warga desa.

