Ruang.co.id – Menjadi hari bersejarah bagi masyarakat Asemrowo dengan resminya penyerahan wakaf Masjid Baiturrohim kepada H Abdul Rohim, pemilik PT Metatu Nusantara Jaya sekaligus pembina Majelis Ar-Rohimin. Acara sakral ini dihadiri berbagai tokoh penting termasuk Kepala KUA Asemrowo Hari Sugianto dan Takmir Masjid H Abd Razak, menandai babak baru masjid yang awalnya hanya sebuah musala sederhana. Senin, (18/8/2025).
Perjalanan Masjid Baiturrohim dari musala kecil menjadi pusat kegiatan umat yang lengkap menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Dengan status wakaf yang kini resmi, masjid ini tidak lagi sekadar tempat shalat melainkan pusat berbagai aktivitas yang bermanfaat bagi masyarakat. “Dulu hanya musala, kini berkembang menjadi tempat ibadah yang lebih besar dengan fungsi yang lebih luas,” ujar H Abdul Rohim dengan penuh syukur.
Keberadaan masjid ini telah membawa dampak nyata bagi warga sekitar. Setiap Jumat, jamaah selalu memadati ruangan shalat, membuktikan bahwa masjid telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Tidak hanya untuk ibadah, masjid ini juga menjadi wadah silaturahmi dan pusat pendidikan agama yang terus berkembang.
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, H Abdul Rohim menyampaikan pesan penting tentang menjaga persatuan. “Di zaman media sosial yang serba cepat, kita harus bijak menyaring informasi,” tegasnya. Masjid diharapkan menjadi benteng moral yang mampu menangkal pengaruh negatif perkembangan digital.
Pernyataan ini sangat relevan mengingat maraknya konten provokatif di berbagai platform digital. Masjid Baiturrohim diharapkan tidak hanya menjadi tempat ibadah tapi juga pusat pendidikan yang mampu membentengi masyarakat dari dampak negatif teknologi. “Kita harus kompak menjaga persatuan, jangan mudah terpecah belah,” tambahnya.
Proses pembangunan Masjid Baiturrohim tidak lepas dari peran H Imam Musitir yang dengan ikhlas mewakafkan tanah seluas 630 meter persegi. “Tanah ini saya beli tahun 2013, niatnya hanya untuk ibadah,” ungkapnya dengan sederhana. Proses pembangunannya pun dilakukan secara gotong royong, melibatkan berbagai pihak termasuk H Abdul Rohim.
Nama Baiturrohim sendiri dipilih sebagai bentuk penghormatan kepada H Abdul Rohim yang berperan besar dalam pengembangan masjid ini. Dengan status wakaf yang kini resmi, masjid ini memiliki landasan hukum yang kuat sebagai aset umat yang akan terus dikembangkan untuk kemaslahatan bersama.

