Sidoarjo, Ruang.co.id – Dunia pendidikan di Sidoarjo lagi – lagi tercoreng dengan masalah pelecehan seksual.
Kali ini menimpa pada sejumlah siswi kelas 6 MI (Madrasah Ibtidaāiyah/ setingkat SD) Darunnajah Kletek, Kecamatan Taman, Sidoarjo, Jatim.
Melalui Pg (33) ibu salah satu korban, menceritakan kejadian itu kepada wartawan, bahwa anaknya mengalami pelecehan seksual dari seorang guru berinisial I di sekolahnya.
āKejadiannya pada hari Jumāat ini barusan saja, saat saya ditelepon sama anak saya R bilang begini, Ma aku mau ngomong, tapi nanti aja ya kalau mama di rumah,ā ujar ibu korban, Jumāat (19/09/2025).
Karena penasaran, seketika itu kemudian menyuruh anaknya untuk segera mengirimkan pesan suara (voice note) melalui WA (WhatsApp).
Betapa sangat terkejutnya Pg dan langsung mendadak naik pitam, tatkala mendengarkan pesan suara anaknya itu.
Ia rasanya bagai disambar petir di siang bolong, dan alur pikirannya langsung menjadi kacau terbawa emosi yang mulai memuncak.
Korban R selanjutnya menceritakan semuanya lebih detail kepada sang ibunda, ketika sampai di rumah pulang sekolah.
Ia mengaku kalau merasa mendapat perlakuan tak senonoh oleh oknum guru I saat mata pelajaran tentang āBelajar Salatā.
āTadi di kelas belajar Ngaji dan Salat, dada anak saya di pegang oleh pak I, saat gerakan Rukuā. Kata gurunya bilang, Rukuā-nya kurang ke bawah, sembari membenarkan gerakan posisi anak saya, tangan guru I yang satu memegang punggung anak saya, dan tangan yang satunya lagi memegang bagian dada saya,ā ungkap cerita mamanya R.
Usai mata pelajaran, korban R juga bertanya kepada 4 teman sekelasnya sesama anak perempuan.
āHei Rek, pas Rukuā pak I mau nyekel dhodomu ya ? (Hei teman ā teman, saat gerakan Rukuā pak I tadi -juga- memegang dada kalian kah?),ā ujar sang ibu menirukan ucapan cerita anaknya lagi.
Lanjut cerita Pg, bahwa teman ā teman perempuan anaknya juga mendapat perlakuan tak senonoh yang serupa oleh oknum guru berinisial I itu.
Mendengar cerita anaknya, Pg lagi ā lagi naik pitamnya makin memuncak. Ia langsung melaporkan perlakuan itu, dengan menghubungi wali kelas R melalui sambungan telepon WA.
Namun laporan Pg, ditanggapi enteng oleh sang wali kelas, dan dianggapnya hal sepele oleh pihak sekolah. Sontak saja Pg sekeluarga dibuat geram oleh pihak sekolah anaknya.
Usai ibu korban menelpon wali kelas anaknya, tidak lama kemudian oknum guru I ini memanggil 4 korban.
Dia menyampaikan pesan kepada para korban, bahwa dirinya minta maaf kalau berbuat salah.
āAku nyekel dodomu ta Rek?, (aku memegang dadamu kah Rek), aku lho gak merasa gitu. Nek aku mau itu, ya mending nyekel wanita nakal diluar sana. Kalau aku salah tolong sampaikan permintaan maaf saya kepada orang tuamu,ā cerita R kepada mamanya, yang menirukan ucapan guru I.
Hingga saat ini, oknum guru itu belum pernah menyampaikan permohonan maaf kepada para orang tua korban secara langsung. Apalagi pihak sekolah pun belum menjatuhkan sanksi pada guru I.
Meski demikian, yang pasti atas perlakuan itu, para orang tua korban tetap tidak menerimakan. Bahkan jika pihak kepala sekolah tetap tidak segera merespon keluhan itu, mereka akan membawa perbuatan tak senonoh guru I itu ke ranah hukum.
āKarena perlakuan itu tidak semestinya dilakukan oleh seorang tenaga pendidik kepada muridnya. Akan jadi apa lembaga pendidikan ini kalau masalah itu dianggap enteng dan terkesan pembiaran dari kepala sekolah. Kalau kasus ini didiamkan, mungkin akan terjadi lagi pada siswi-siswi yang lain,ā tandas Pg.
Hingga berita ini diunggah, pihak kepala sekolah MI Darunnajah, belum memberikan klarifikasi atas kejadian itu.

