Sidoarjo, Ruang.co.id ā Minggu malam (19/20/2025), sebagian kawasan Sidoarjo sempat diguyur hujan. Pertanda musim penghujan sudah dekat. Di Jawa Timur di prediksi terjadi di bulan November. Pemkab Sidoarjo sudah mengantisipasi dampak pergantian musim tersebut.
Sementara, belum tuntas seluruh pekerjaan bersih ā bersih berbagai sungai di Sidoarjo. Normalisasi sungai-sungai yang ada terus dikebut.
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo tak mau menunggu air datang membawa bencana. Sejak awal Oktober, mereka tancap gas menormalisasi sungai-sungai utama, serta menyiagakan 34 pompa air di titik rawan genangan.
Kepala Dinas PU Bina Marga dan SDA Sidoarjo, Eko Dwi Saptono, memastikan pekerjaan pengerukan Afvoer Kedungpeluk di Kecamatan Candi sudah berjalan sepanjang 600 meter dari total 3 kilometer.
āKami ingin seluruh saluran Tekukpenjalin di Afvoer Kedungpeluk selesai dalam sebulan ke depan. Targetnya, hujan pertama sudah bisa tertangani,ā tegas Eko saat memantau lokasi normalisasi.
Fokus utama diarahkan ke empat titik wilayah timur Sidoarjo, termasuk kawasan hilir yang selama ini menjadi langganan banjir.
Ia menambahkan, āHarapan kami, genangan air bisa berkurang, bahkan hilang sama sekali.ā
Upaya ini tak berhenti di tingkat kabupaten. Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dan Pemprov Jawa Timur turut turun tangan menormalisasi sungai sepanjang 13 kilometer di wilayah selatan dan utara, termasuk di Kecamatan Waru dan kawasan Mbah Gepuk.
āSemua pompa kami sudah siap. Totalnya 34 unit, termasuk di empat desa Tanggulangin yang mengalami penurunan tanah,ā ujar Eko menegaskan kesiapan mitigasi.
Warga Bumi Cabean Asri, yang minta namanya dirahasiakan, mengaku lega melihat excavator bekerja di depan rumahnya.
āKalau dulu hujan deras, air bisa setinggi lutut dan surutnya seminggu. Sekarang harapan kami, air cepat surut. Kami ingin tidur tenang saat hujan turun,ā ujarnya.
Data BMKG Juanda (2025) menyebut puncak musim hujan di Jawa Timur diperkirakan terjadi November hingga Februari.
Pemerintah daerah terus mengimbau masyarakat menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah ke sungai.
Langkah serentak ini menjadi bukti bahwa Sidoarjo tidak menunggu bencana datang, tapi menjemput keselamatan warganya dengan kerja nyata.
Setidaknya, bagi Pemkab Sidoarjo, pengalaman di musim hujan dan kantong ā kantong banjir tahun kemarin, menjadi pembelajaran untuk dapat teratasi.

