Ruang.co.id – Panggung Mini Atrium Ciputra World Surabaya menjadi saksi kemeriahan acara āPress Conference-Goes to National Competitionā yang digelar Minggu, (19/10/2025). Semangat kompetisi puteri anak & remaja nasional terpancar dari kedelapan finalis yang dengan anggun memperkenalkan diri kepada publik. Momen spesial ini menandai awal perjalanan mereka mewakili Jawa Timur di kancah nasional dengan membawa harapan besar.
Ajang Puteri Anak & Remaja Jawa Timur 2025 terbukti bukan sekadar kontes kecantikan konvensional. Event ini telah berkembang menjadi wadah pembentukan karakter generasi muda melalui pendekatan yang holistik. Kedelapan finalis terpilih menunjukkan kematangan dalam memadukan potensi intelektual, kepedulian sosial, dan komitmen melestarikan warisan budaya daerah sebagai bagian dari persiapan menuju nasional.
Di bawah arahan Tri Ragiel Alfan sebagai Regional Director Jatim, para finalis puteri anak remaja menjalani program pelatihan intensif yang komprehensif. Ragiel menegaskan komitmennya untuk menciptakan duta budaya Jawa Timur yang authentic. āAnak-anak sudah mempersiapkan diri dengan baik. Mereka menjalani pelatihan public speaking karena itu salah satu aspek penjurian paling penting,ā ujarnya dengan penuh keyakinan.
Proses pembinaan peserta puteri tidak hanya fokus pada public speaking, tetapi juga mencakup penyempurnaan catwalk, mastery tata rias, dan penguasaan tarian tradisional Jatim. Yang membuat persiapan semakin spesial adalah kolaborasi dengan delapan desainer fashion Jawa Timur yang merancang gaun eksklusif untuk ajang nasional. āAkan ada kejutan dari para perancang muda ini,ā tambah Ragiel tentang gaun khusus ajang nasional tersebut.
Dengan bekal persiapan matang, tim Jatim menargetkan pencapaian tertinggi. Optimisme untuk memenangkan semua kategori di tingkat nasional disampaikan dengan penuh percaya diri. Pencapaian tahun sebelumnya yang berhasil memboyong empat mahkota menjadi pemicu semangat sekaligus tantangan yang harus dijawab dengan kerja keras.
Konsep pelatihan puteri dirancang dengan mempertimbangkan segmentasi usia dan minat individu. Untuk kategori puteri anak, penekanan lebih pada pengenalan budaya dan kearifan lokal sebagai fondasi karakter. Ragiel menjelaskan implementasinya secara konkret: āMisalnya, anak-anak yang gemar menari kami arahkan agar menggabungkan unsur tarian tradisional.ā
Sementara untuk kategori remaja Jatim, fokus dialihkan pada pengembangan proyek sosial dan advokasi. Ragiel memaparkan berbagai inisiatif yang telah dijalankan: āAda yang fokus pada gerakan menanam seribu pohon, ada yang aktif di panti asuhan, ada juga yang belajar mencanting batik.ā Semua program ini bertujuan menciptakan agen perubahan sosial di komunitas masing-masing.
Sejarah prestasi Jatim di ajang nasional menjadi motivator sekaligus beban moral. Kesuksesan tahun 2024 dimana Jatim juara nasional dengan empat mahkota menciptakan standar tinggi yang harus dipertahankan. āTahun lalu kita mendapatkan empat mahkota, dan itu luar biasa. Tahun ini tentu tantangannya lebih besar,ā ujar Ragiel tentang target mengharumkan nama Jatim.
Ajang Puteri Anak Nasional 2025 yang akan digelar di Jakarta menjadi panggung berikutnya. Kedelapan duta wisata Jawa Timur ini akan berkompetisi dengan perwakilan dari seluruh Indonesia, masing-masing membawa keunikan daerah dan misi sosial remaja yang inspiratif. Perjalanan mereka bukan sekadar tentang prestasi individu, melainkan representasi identitas budaya Jawa Timur.
Tiga perwakilan puteri remaja yaitu Regina Ellana Go, Caitlin Widodo, dan Claire Stevanie membagikan pandangan mereka tentang perjalanan ini. Regina sebagai Puteri Remaja Lingkungan memanfaatkan platform digital untuk edukasi: āSaya aktif membuat kampanye di Instagram, terutama soal pentingnya menjaga lingkungan.ā

Claire dengan advokasi Salt and Soil menjelaskan filosofi dibalik misinya: āKami ingin menghubungkan masyarakat, baik yang tua maupun muda, agar lebih dekat satu sama lain sebagai sesama anak pulau.ā Pendekatan ini menunjukkan kedalaman pemikiran para finalis berprestasi Jatim dalam menyikapi isu sosial.
Ketiganya sepakat bahwa mentalitas yang kuat menjadi kunci kesuksesan. āMeskipun kemampuan berbicara dan berjalan di panggung penting, tapi tanpa rasa percaya diri, semua itu tidak akan berarti,ā tegas Claire tentang mental pemenang ajang. Caitlin menambahkan dimensi keberanian: āTanpa keberanian, kita tidak bisa melangkah maju dan mengambil risiko.ā
Strategi mereka menghadapi kompetisi tingkat nasional telah disusun matang. Regina menekankan konsistensi mental, Caitlin berkomitmen pada autentisitas, sementara Claire menempatkan rasa syukur sebagai fondasi. āMereka yang akan membantu dan mendukung kita sampai akhir,ā tutur Regina tentang dukungan untuk puteri Jatim.

