Muslimat NU Sidoarjo Kobarkan Gerakan Ibu Hebat Lawan Stunting

Muslimat NU Sidoarjo
Muslimat NU Sidoarjo kobarkan gerakan ibu hebat melawan stunting demi generasi emas Indonesia bebas gizi buruk. Foto: Istimewa
Ruang Nurudin
Ruang Nurudin
Print PDF

Sidoarjo, Ruang.co.id — Tangis bayi-bayi yang lahir dalam tubuh kecil dan rapuh, kini menjadi panggilan nurani bagi kader Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Sidoarjo.

Mereka bangkit, menyalakan obor gerakan ibu hebat, untuk melawan stunting sebagai ancaman senyap bagi masa depan generasi emas Indonesia.

Pada Kamis (13/11/2025), ratusan perempuan Muslimat NU memenuhi Pendopo Delta Wibawa Sidoarjo, dalam kegiatan Gerakan Pemberantas Stunting, berkolaborasi bersama Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dan Dinas Kesehatan.

Acara itu menjadi momentum kebangkitan kaum ibu, untuk bergerak serentak menekan angka stunting, yang hingga kini masih menghantui beberapa kecamatan di Sidoarjo.

Ketua DPRD Kabupaten Sidoarjo, Abdillah Nasih, yang hadir membuka kegiatan tersebut, menegaskan peran strategis Muslimat NU dalam menjaga ketahanan keluarga.

ā€œMuslimat NU adalah pondasi keluarga. Mereka berperan besar dalam pola asuh, kesehatan ibu-anak, dan pemenuhan gizi keluarga. Pencegahan stunting bukan hanya urusan medis, tapi juga urusan cinta dan kepedulian,ā€ tegas Cak Nasik, sapaan akrabnya.

Ketua Pimpinan Cabang Muslimat NU Sidoarjo, Ainun Jariyah, dalam sambutannya menegaskan bahwa perjuangan ini bukan sekadar program, melainkan panggilan kemanusiaan.

ā€œKami ingin setiap rumah tangga Muslimat menjadi benteng pertama melawan stunting. Dari ibu yang sadar gizi, lahir anak-anak kuat dan cerdas. Kami tidak ingin generasi kita hilang karena kurang gizi,ā€ ujar Ainun penuh semangat.

Anggota DPRD Sidoarjo ini menambahkan, Muslimat NU Sidoarjo mengelola 284 lembaga pendidikan TK dan RA yang kini menjadi simpul penyebaran edukasi gizi seimbang dan pola asuh sehat.

ā€œKami manfaatkan seluruh jaringan ranting Muslimat hingga tingkat desa untuk sosialisasi pencegahan stunting. Muslimat bukan hanya istighotsah dan tahlil, tapi juga pelopor kesehatan keluarga,ā€ imbuhnya.

Baca Juga  Alasan Harus Donor Darah: Bukan Hanya Berbagi, Tapi Juga Sehatkan Diri

Upaya Muslimat NU Sidoarjo ini, sejalan dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, yang menargetkan prevalensi stunting nasional turun menjadi 14% pada 2024.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2023, prevalensi stunting di Jawa Timur masih di angka 19,2%, sementara Kabupaten Sidoarjo mencatat sekitar 17% — angka yang masih perlu ditekan melalui intervensi lintas sektor.

Regulasi tersebut menegaskan pentingnya intervensi spesifik (kesehatan dan gizi) dan sensitif (lingkungan, pendidikan, ekonomi) yang dilakukan secara kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi keagamaan.

Dalam sesi edukasi, dr. Muji Retnaning Rini, Sp.A., M.Kes., dokter spesialis anak dari RSI Siti Hajar Sidoarjo, sebagai narasumber pemateri menjelaskan tiga faktor kunci penyebab stunting: pranatal, persalinan, dan pasca persalinan.

ā€œAnak tumbuh optimal kalau ada dukungan penuh dari orang tuanya, baik ekonomi maupun moral. Gizi seimbang bukan hanya soal makan, tapi soal kasih sayang yang terus hadir,ā€ ungkap dr. Rini menyentuh hati peserta.

Ia mengingatkan pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak di posyandu dan dukungan mental bagi ibu hamil.

Sementara itu, dr. Erli Mawar Nur Aini, yang juga dokter dari RS Siti Hajar, memperkenalkan konsep DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting).

ā€œPemenuhan gizi tidak harus mahal. Dengan bahan lokal seperti tempe, sayur, dan ikan, keluarga bisa menciptakan dapur sehat yang mencegah stunting,ā€ ujar dr. Erli lugas.

Ia menambahkan empat pilar gizi seimbang: makan beragam, hidup bersih, aktif bergerak, dan pantau berat badan.

ā€œKepekaan semua pihak—dari pemerintah, perguruan tinggi, hingga dunia usaha—adalah kunci menuju Generasi Emas 2045,ā€ pungkasnya.

Muslimat NU Sidoarjo kini tidak hanya menjadi penggerak doa, melainkan penjaga masa depan bangsa. Melakukan gerakan dari hati untuk Negeri.

Baca Juga  Survei Masih Rendah, Kominfo dan Komisi A DPRD Sidoarjo Genjot Literasi Digital Warganya

Di setiap ranting desa, kader Muslimat bergerak menyentuh hati masyarakat: dari interaksi kader di tingkat ranting, posyandu ke posyandu, dari dapur ke dapur, dari ibu ke ibu.

Mereka menyulut semangat bahwa pencegahan stunting adalah jihad kemanusiaan—perjuangan menjaga martabat anak bangsa agar tumbuh sehat, cerdas, dan bahagia.

Muslimat NU menyalakan gerakan ini, dengan harapan menjalar ke seluruh penjuru Sidoarjo.