ruang

Mengenal Suku Tengger: Penjaga Spiritualitas di Kaki Gunung Bromo

Suku Tengger penjaga kaki di gunung Bromo
Ilustrasi (pexels)
Ruang Ilham
Ruang Ilham
Print PDF

Surabaya, Ruang.co.id – Suku Tengger, sebuah kelompok etnis yang unik dan menarik perhatian, mendiami wilayah dataran tinggi sekitar kawasan pegunungan Bromo, Jawa Timur. Mereka merupakan keturunan dari Kerajaan Majapahit yang mengungsi setelah runtuhnya kerajaan tersebut pada abad ke-15.

Kehidupan mereka yang erat dengan alam dan tradisi leluhur telah menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan dan peneliti budaya.

Asal-Usul dan Kepercayaan Suku Tengger

Asal-usul Suku Tengger masih menjadi perdebatan, namun yang paling populer adalah legenda tentang Roro Anteng dan Joko Seger. Pasangan ini memohon kepada Sang Hyang Widhi untuk dianugerahi keturunan, namun dengan syarat anak ke-25 harus dipersembahkan kembali kepada gunung. Tradisi inilah yang kemudian melahirkan upacara Kasada, sebuah ritual tahunan yang menjadi simbol penghormatan kepada leluhur dan alam.

Kepercayaan Suku Tengger merupakan perpaduan antara Hindu, Buddha, dan animisme. Mereka menyembah Hyang Widhi sebagai Tuhan Yang Maha Esa, serta memuja roh leluhur dan kekuatan alam. Gunung Bromo sendiri dianggap sebagai tempat suci dan pusat spiritual bagi Suku Tengger.

Upacara Kasada (pinterest/bromoeastjava.com)

Suku Tengger memiliki sejumlah tradisi dan upacara adat yang unik, di antaranya upacara Kasada yang dilakukan setiap tahun pada bulan Kasada (biasanya jatuh pada bulan purnama di bulan Juni). Masyarakat Tengger akan melemparkan sesaji berupa hasil bumi ke dalam kawah Gunung Bromo sebagai persembahan kepada para dewa.

Ada juga upacara Unan-Unan dilaksanakan setiap lima tahun sekali untuk membersihkan desa dari segala macam penyakit dan malapetaka. Selain itu, ada upacara Hari Raya Karo merupakan ritual penyucian diri dan penghormatan kepada Hyang Widhi.

Kehidupan sehari-hari Suku Tengger sangat bergantung pada alam. Mereka sebagian besar berprofesi sebagai petani, peternak, dan pedagang. Rumah-rumah tradisional mereka terbuat dari bambu dan kayu, dengan atap berbentuk limas. Pakaian adat mereka juga memiliki ciri khas yang mencerminkan kehidupan mereka yang sederhana dan dekat dengan alam.

Baca Juga  Semua Benua Pernah Menyatu, Inilah Superbenua Pertama Bumi

Suku Tengger saat ini menghadapi berbagai tantangan, seperti modernisasi, perubahan iklim, dan pengaruh budaya luar. Namun, semangat pelestarian budaya terus berkobar di kalangan generasi muda. Mereka berupaya menjaga kelestarian tradisi leluhur dan memperkenalkan budaya Tengger kepada masyarakat luas.

Suku Tengger adalah bukti nyata akan kekayaan budaya Indonesia. Kehidupan mereka yang penuh makna dan harmoni dengan alam menjadi inspirasi bagi kita semua.