Ruang.co.id – Di tengah maraknya tempat healing konvensional, Breakroom Jakarta muncul dengan konsep radikal: memecahkan barang sebagai terapi penghilang stres. Tempat ini menjadi sorotan setelah viral di TikTok dengan tagar #BreakroomTherapy, menarik minat kaum urban yang jenuh dengan rutinitas.
Mekanisme Terapi Destruktif di Breakroom
Psikolog klinis menyebut aktivitas penghancuran terkontrol seperti di Breakroom bisa menjadi katarsis emosional. Pengunjung diberikan berbagai benda seperti gelas, elektronik rusak, hingga maneken untuk dihancurkan menggunakan tongkat besi atau palu. Uniknya, setiap ruangan memiliki tema psikologis seperti “Anger Room” untuk pelampiasan amuk atau “Denial Chamber” dengan peralatan lebih ringan.
Daftar Harga dan Paket Lengkap Breakroom
Untuk pengalaman maksimal, Breakroom Jakarta di Pluit menawarkan tiga paket utama. Paket “Stress Buster” seharga Rp250 ribu termasuk 30 botol kaca dan 5 piring. Sedangkan paket “Office Rage” seharga Rp520 ribu menyediakan komputer bekas dan printer lengkap dengan alat pemukul premium.
Keamanan dan Aturan Main yang Ketat
Meski terlihat ekstrem, Breakroom mengutamakan keselamatan. Pengunjung wajib mengenakan full-body protection suit, kacamata pengaman, dan helm khusus. Tim medis stand-by untuk antisipasi cedera, sementara pelatih profesional akan memandu teknik memukul yang aman.
Lokasi Strategis di 3 Kota Besar
Selain cabang utama di Muara Karang, Breakroom kini berekspansi ke Depok dan Bandung. Cabang Bandung yang terletak di Dago menawarkan harga 15% lebih murah dengan fasilitas serupa. Setiap lokasi memiliki desain interior berbeda, seperti gaya industrial di Jakarta atau konsep minimalis di Bandung.
Tips Berkunjung untuk Pemula
Berdasarkan pengalaman pengunjung setia, datanglah weekday pagi untuk menghindari antrean. Bawa teman minimal 3 orang untuk bisa mendapatkan diskon grup 20%. Jangan lupa rekam momen penghancuran pertama Anda karena Breakroom menyediakan area fotogenik khusus.
Kontroversi dan Efektivitas Terapi
Sejumlah pakar memperingatkan potensi kecanduan terapi destruktif ini. Namun manajemen Breakroom menjawab dengan program “Anger Management 2.0” yang menggabungkan sesi penghancuran dengan konseling singkat oleh psikolog.