Sidoarjo, Ruang.co.id ā Senyum sumringah terlihat di wajah puluhan kader kesehatan saat Bupati Sidoarjo Subandi mengumumkan kenaikan honor mereka menjadi dua kali lipat.
Keputusan ini bukan sekadar angka, tetapi bentuk penghargaan atas pengabdian para kader yang menjadi ujung tombak kesehatan ibu dan anak di desa-desa.
āKader kesehatan hadir langsung di tengah masyarakat, mulai dari memberi edukasi, pendampingan, hingga tindakan awal. Maka, untuk meningkatkan semangat dan kesejahteraan mereka, honor kader kami naikkan dari Rp50.000 menjadi Rp100.000 per bulan,ā ujar Subandi dalam pembukaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) di Pendopo Delta Wibawa, Kamis (7/8/2025).
Langkah strategis ini sejalan dengan target besar Pemkab Sidoarjo: menekan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), dan prevalensi stunting yang belakangan menunjukkan tren mengkhawatirkan.
Data Dinas Kesehatan mencatat, AKI naik dari 46,12 menjadi 82,56 per 100.000 kelahiran hidup pada 2024, AKB meningkat dari 3,15 menjadi 5,9 per 1.000 kelahiran hidup, dan stunting balita tercatat 8,4 persen.
Tak hanya honor, seluruh kader kini mendapat perlindungan BPJS Ketenagakerjaan.
āKita juga libatkan semua pihak lintas sektor agar Germas ini berjalan maksimal. Tidak hanya edukasi hidup sehat, tapi juga pelayanan kesehatan yang kita tingkatkan, termasuk mengejar cakupan Universal Health Coverage dari 78 persen menjadi 98 persen. Harapannya, warga cukup menunjukkan KTP saja saat berobat,ā tegas Subandi.
Kegiatan Germas kali ini diikuti 150 kader dan petugas puskesmas dari berbagai desa.
Dengan tema Kader Tangguh untuk Ibu dan Balita Sehat, mereka mendapatkan pelatihan teknis mulai dari pemantauan ibu hamil, penanganan gizi buruk, hingga penyuluhan PHBS.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan, dr. Lakhsmi Herawati Yuwantina, menilai kebijakan ini akan membawa dampak signifikan.
āHonor yang naik ini jadi motivasi. Tapi lebih dari itu, keterampilan teknis yang diberikan juga sangat penting agar kader siap menghadapi tantangan kesehatan di lingkungan mereka,ā ujarnya.
Bagi para kader, kebijakan ini bukan sekadar insentif, melainkan suntikan semangat.
Dengan pengetahuan yang diperbarui dan dukungan penuh pemerintah, Kab. Sidoarjo melangkah dengan optimisme, menyelamatkan lebih banyak nyawa ibu dan balita di Sidoarjo.

