Program Cek Kesehatan Gratis 2025, Pemeriksaan Kesehatan Berdasarkan Kategori Usia untuk Deteksi Dini Penyakit

program cek kesehatan gratis 2025
Ilustrasi Konsultasi program cek kesehatan gratis 2025 yang meliputi pemeriksaan kesehatan bayi, anak, dewasa, dan lansia di Indonesia. (Foto: @humas Pemkot surabaya)
Ruang redaksi
Print PDF

Ruang.co.id – Pemeriksaan kesehatan adalah langkah preventif yang sangat penting untuk menjaga tubuh tetap sehat dan terhindar dari penyakit serius. Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya deteksi dini, Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) 2025 hadir sebagai solusi bagi masyarakat Indonesia untuk melakukan pemeriksaan kesehatan tanpa biaya. Program ini dimulai pada 10 Februari 2025 dan terbuka untuk semua kalangan, mulai dari bayi hingga lansia. Yuk, simak lebih lanjut tentang pemeriksaan yang bisa dilakukan sesuai dengan kategori usia!

Pentingnya Deteksi Dini Penyakit Melalui Cek Kesehatan Gratis (CKG)

Deteksi dini adalah kunci untuk mencegah penyakit serius yang bisa mengancam kesehatan dan kualitas hidup kita. Dengan mengikuti program cek kesehatan gratis, kamu bisa mengetahui status kesehatan tubuh, mencegah masalah kesehatan sejak awal, dan mendapatkan penanganan lebih cepat jika ditemukan potensi gangguan kesehatan.

Program CKG 2025 menyediakan berbagai pemeriksaan kesehatan yang disesuaikan dengan kategori usia, dari bayi baru lahir hingga lansia. Pemeriksaan ini meliputi skrining kesehatan jantung, deteksi kanker, pemeriksaan mata dan telinga, serta pemeriksaan rutin lainnya yang penting untuk gaya hidup sehat.

Jenis Pemeriksaan Kesehatan Berdasarkan Kategori Usia

Berikut adalah jenis pemeriksaan yang disesuaikan dengan kelompok usia yang dapat diikuti oleh peserta Program Cek Kesehatan Gratis 2025:

1. Pemeriksaan Kesehatan untuk Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir sangat rentan terhadap berbagai masalah kesehatan yang sulit dideteksi tanpa pemeriksaan medis. Beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk bayi baru lahir antara lain:

• Pemeriksaan kekurangan hormon tiroid bawaan: Skrining untuk mendeteksi kelainan tiroid yang bisa mempengaruhi perkembangan bayi.
• Pemeriksaan kekurangan enzim G6PD: Untuk mendeteksi masalah pada enzim yang berperan dalam melindungi sel darah merah bayi.
• Penyakit jantung bawaan: Deteksi dini penyakit jantung yang mungkin tidak tampak pada awalnya.
• Kelainan saluran empedu: Memastikan saluran empedu berkembang dengan baik.
• Pemeriksaan berat badan dan pertumbuhan: Memantau perkembangan fisik bayi agar tumbuh optimal.

Baca Juga  Alasan Harus Donor Darah: Bukan Hanya Berbagi, Tapi Juga Sehatkan Diri

2. Pemeriksaan Kesehatan untuk Balita dan Anak Prasekolah (Usia 7-17 Tahun)

Pemeriksaan kesehatan rutin bagi anak sangat penting untuk memastikan tumbuh kembang yang optimal. Jenis pemeriksaan untuk kelompok usia ini meliputi:

• Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan: Menilai apakah anak tumbuh sesuai dengan usia.
• Pemeriksaan TBC dan penyakit infeksi: Skrining untuk penyakit menular seperti tuberkulosis.
• Pemeriksaan telinga dan mata: Memastikan kesehatan pendengaran dan penglihatan anak.
• Pemeriksaan gigi: Deteksi masalah pada gigi dan mulut yang sering diabaikan.
• Pemeriksaan talasemia: Skrining darah pada usia 2 tahun untuk mengetahui kelainan darah.
• Pemeriksaan gula darah: Deteksi awal diabetes pada usia 2 tahun.

3. Pemeriksaan Kesehatan untuk Dewasa dan Lansia

Pemeriksaan bagi usia dewasa dan lansia lebih difokuskan pada penyakit yang rentan terjadi seiring bertambahnya usia, seperti penyakit jantung, stroke, kanker, dan gangguan ginjal. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:

• Skrining risiko jantung dan stroke: Pemeriksaan untuk mengetahui kemungkinan risiko penyakit jantung dan stroke bagi usia 40 tahun ke atas.
• Pemeriksaan gula darah dan tekanan darah: Deteksi dini hipertensi dan diabetes.
• Pemeriksaan kanker payudara, kanker leher rahim, dan kanker paru-paru: Skrining kanker untuk wanita usia 30 tahun ke atas dan pria usia 45 tahun ke atas.
• Pemeriksaan fungsi ginjal: Skrining untuk mengetahui kesehatan ginjal bagi mereka yang berusia 40 tahun ke atas.
• Pemeriksaan kesehatan mata dan telinga: Memeriksa penglihatan dan pendengaran.
• Pemeriksaan kesehatan jiwa: Skrining kesehatan mental untuk mengetahui adanya gangguan psikologis.
• Pemeriksaan hepatitis B, C, dan sirosis: Deteksi masalah hati.
• Pemeriksaan untuk calon pengantin: Anemia, sifilis, dan HIV bagi pasangan yang akan menikah.
• Pemeriksaan geriatrik (usia 60 tahun ke atas): Pemeriksaan kesehatan khusus untuk lansia.

Baca Juga  Seminar Kesehatan Jantung di Tempat Kerja, Mencegah Penyakit Jantung dan Stroke

Mengapa Pemeriksaan Kesehatan Rutin Itu Sangat Penting?

Pemeriksaan rutin merupakan salah satu cara terbaik untuk mencegah penyakit dan mengidentifikasi masalah kesehatan sejak dini. Dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, kita dapat:

• Mengetahui kondisi kesehatan tubuh secara menyeluruh.
• Mendeteksi penyakit berisiko tinggi seperti penyakit jantung, stroke, dan kanker lebih awal.
• Mengurangi biaya pengobatan jangka panjang karena deteksi dini memungkinkan perawatan yang lebih efektif.
• Memastikan kualitas hidup yang lebih baik, terutama bagi mereka yang sudah berusia lanjut.

Mulai 2025, iuran BPJS Kesehatan untuk kelas 1, 2, dan 3 mengalami perubahan, namun belum ada kenaikan besar hingga tahun 2026. Penyesuaian tarif lebih lanjut diperkirakan akan terjadi pada 2026.

Kelas 1: Rp150.000/bulan Kelas 2: Rp100.000/bulan Kelas 3: Rp35.000/bulan (setelah subsidi Rp7.000)

KRIS adalah sistem baru yang menggantikan kelas 1, 2, dan 3 pada BPJS Kesehatan mulai Juli 2025, yang bertujuan untuk menyederhanakan dan meningkatkan kualitas layanan bagi peserta.

Ya, Menteri Kesehatan menyebutkan bahwa pada 2026 kemungkinan akan ada penyesuaian atau kenaikan tarif BPJS Kesehatan, terkait dengan biaya layanan kesehatan yang terus meningkat.

Peserta kelas 3 yang terdaftar dalam program Penerima Bantuan Iuran (PBI) akan mendapatkan subsidi iuran sebesar Rp7.000 dari pemerintah, sehingga mereka hanya perlu membayar Rp35.000 per bulan.