Ruang.co.id – Gaji sudah masuk, tapi baru seminggu sudah hampir habis. Rasanya seperti ada “hantu tak kasat mata” yang menyedot saldo rekening tanpa ampun. Pernah mengalami hal ini? Bisa jadi, gaya hidup konsumtif diam-diam telah mengendalikan keuanganmu.
Di tengah tren gaya hidup yang semakin glamor dan media sosial yang terus membombardir dengan godaan belanja, frugal living muncul sebagai solusi cerdas. Ini bukan sekadar soal irit atau tidak membeli barang mahal, tetapi lebih tentang mengelola uang dengan bijak tanpa mengorbankan kebahagiaan.
Frugal living bukan berarti menahan diri dari semua kesenangan atau hidup seperti pertapa. Sebaliknya, ini adalah seni menikmati hidup dengan lebih efisien, memanfaatkan uang untuk hal-hal yang benar-benar penting. Hal ini menghindari pengeluaran yang tidak memberikan nilai tambah.
Jika kamu ingin hidup lebih tenang secara finansial tanpa harus mengorbankan kebahagiaan, frugal living bisa menjadi jawaban. Mari kita bahas lebih dalam!
Apa Itu Frugal Living?
Frugal living adalah gaya hidup di mana seseorang mengelola uang dengan bijak dan hanya mengeluarkan biaya untuk hal-hal yang benar-benar diperlukan atau memberikan manfaat jangka panjang. Ini bukan tentang menahan diri dari segala bentuk pengeluaran, melainkan memilih kualitas dibandingkan kuantitas. Serta fokus pada kebahagiaan jangka panjang daripada kepuasan sesaat.
Frugal living juga berbeda dari pelit. Orang yang pelit cenderung enggan mengeluarkan uang bahkan untuk hal-hal yang penting, sementara orang yang menerapkan frugal living tetap mengeluarkan uang, tetapi dengan cara yang lebih strategis dan sadar akan nilai dari setiap pengeluarannya.
Sebagai contoh, seseorang yang menjalani frugal living mungkin lebih memilih untuk memasak sendiri daripada sering makan di luar, tetapi tetap sesekali menikmati kuliner favoritnya tanpa rasa bersalah.
Manfaat Frugal Living yang Mungkin Belum Kamu Sadari
Mengadopsi gaya hidup frugal ternyata membawa banyak keuntungan, tidak hanya dalam aspek finansial, tetapi juga dalam kebahagiaan dan kesehatan mental.
Salah satu manfaat utama dari frugal living adalah kestabilan keuangan. Dengan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu dan lebih cermat dalam mengelola uang, seseorang bisa lebih cepat mencapai tujuan finansial, seperti membeli rumah, traveling, atau pensiun lebih awal.
Frugal living juga bisa mengurangi stres. Dengan memiliki kontrol lebih terhadap keuangan, seseorang tidak perlu lagi merasa cemas setiap kali melihat tagihan atau saldo rekening yang makin menipis sebelum tanggal gajian tiba.
Gaya hidup ini juga mendorong seseorang untuk lebih menghargai hal-hal kecil dalam hidup. Ketika tidak lagi terjebak dalam siklus belanja impulsif, seseorang bisa lebih menikmati pengalaman sederhana, seperti membaca buku di taman, memasak sendiri, atau menghabiskan waktu berkualitas dengan keluarga.
Bagaimana Cara Memulai Frugal Living?
Memulai gaya hidup frugal tidak perlu dilakukan secara drastis. Yang terpenting adalah membuat perubahan kecil yang bisa diterapkan secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari.
Langkah pertama adalah mengenali pengeluaran yang sebenarnya tidak terlalu diperlukan. Misalnya, apakah benar harus membeli kopi mahal setiap hari, atau bisa diganti dengan menyeduh kopi sendiri di rumah? Apakah berlangganan banyak layanan streaming itu perlu, atau cukup memilih satu yang paling sering digunakan?
Menghindari godaan belanja impulsif juga sangat penting. Salah satu trik yang bisa diterapkan adalah metode “tunggu 30 hari” sebelum membeli sesuatu yang bukan kebutuhan mendesak. Jika setelah 30 hari masih merasa membutuhkannya, barulah pertimbangkan untuk membeli.
Selain itu, berinvestasi pada kualitas daripada kuantitas juga merupakan prinsip utama dalam frugal living. Misalnya, membeli satu pasang sepatu berkualitas yang tahan lama lebih baik daripada membeli beberapa pasang sepatu murah yang cepat rusak.
Banyak orang salah kaprah mengira bahwa frugal living berarti hidup dalam keterbatasan dan tidak boleh menikmati apa pun. Padahal, frugal living justru tentang menemukan keseimbangan antara pengeluaran dan kebahagiaan.
Ada anggapan bahwa orang yang menjalani frugal living tidak pernah berlibur atau membeli barang yang mereka inginkan. Kenyataannya, mereka tetap bisa traveling dan membeli barang, tetapi dengan cara yang lebih cerdas, seperti mencari tiket promo atau memilih produk yang benar-benar berkualitas dan berguna dalam jangka panjang.
Mitos lainnya adalah bahwa frugal living hanya untuk orang yang memiliki penghasilan rendah. Faktanya, banyak orang dengan penghasilan tinggi yang tetap menerapkan gaya hidup ini karena mereka ingin mengelola uang dengan lebih bijak dan mencapai kebebasan finansial lebih cepat.
Hubungannya dengan Kebahagiaan
Ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari memiliki banyak barang atau menghabiskan banyak uang. Sebaliknya, kebahagiaan sering kali berasal dari pengalaman, hubungan sosial, dan rasa cukup dengan apa yang dimiliki.
Orang yang menerapkan frugal living cenderung lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar membawa kebahagiaan jangka panjang. Misalnya, menghabiskan waktu bersama keluarga, mengejar hobi yang disukai, atau mencapai tujuan finansial yang memberi ketenangan pikiran.
Selain itu, dengan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, seseorang juga bisa lebih fleksibel dalam memilih pekerjaan yang sesuai dengan passion-nya, daripada merasa terjebak dalam pekerjaan yang tidak disukai hanya karena harus membayar tagihan yang terus bertambah.
Frugal living bukanlah tentang mengorbankan kebahagiaan demi menghemat uang, tetapi tentang mengelola keuangan dengan lebih bijak agar bisa menikmati hidup dengan lebih tenang.
Dengan memahami prinsip frugal living dan menerapkannya secara perlahan, seseorang bisa mencapai kestabilan finansial, mengurangi stres, dan lebih menikmati hidup tanpa tekanan dari gaya hidup konsumtif.