Surabaya, Ruang.co.id – Ratusan mahasiswa Teknik Sipil dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti ajang tahunan Geotechnical Engineering Competition (GEC) 2024 yang digelar di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya. Kompetisi ini menantang para peserta untuk menciptakan prototipe dinding penahan tanah inovatif berbasis geosintetik, yang dapat dimanfaatkan sebagai solusi pencegahan tanah longsor di daerah rawan lereng.
Memasuki penyelenggaraan ke-10 sejak 2014, GEC ITS 2024 diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil ITS. Kompetisi ini didukung oleh Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI) dan disponsori PT Teknindo Geosistem Unggul. Sebanyak 44 tim dari 21 perguruan tinggi di seluruh Indonesia berpartisipasi dalam ajang ini.
Teknologi MSE Wall untuk Optimalisasi Lahan
Ketua Dewan Juri GEC 2024, Wahyu P. Kuswanda, menjelaskan bahwa kompetisi ini melibatkan desain dinding penahan tanah Mechanically Stabilized Earth Wall (MSE Wall) berbahan geosintetik, seperti geogrid dan geostrap. Teknologi ini memungkinkan pembangunan dinding vertikal yang lebih stabil dan hemat lahan.
“Teknologi ini sangat membantu di daerah rawan longsor. Dengan desain yang tegak lurus, penggunaan lahan menjadi lebih optimal dibandingkan lereng landai,” ujar Wahyu. Teknologi ini, menurutnya, juga bisa diterapkan dalam berbagai proyek infrastruktur untuk meningkatkan efisiensi penggunaan ruang.
Dalam kompetisi ini, peserta ditantang membangun prototipe MSE Wall menggunakan bahan sederhana seperti karton dan puzzle. Dinding tersebut harus mampu menahan massa tanah hingga lebih dari 50 kilogram. Penilaian mencakup efisiensi material dan kekuatan struktur yang dihasilkan.
“Setiap tim mempresentasikan desain mereka di hadapan dewan juri, kemudian melakukan uji ketahanan. Ada peserta yang berhasil menciptakan dinding penahan yang mampu menahan beban hingga 75 kilogram,” jelas Ketua Panitia GEC 2024, Hana Nadifa.
Salah satu peserta, Muhammad Ihsan Ekatama dari Universitas Brawijaya, berbagi pengalaman mengenai persiapan intensif yang dilakukan timnya. “Kami telah melakukan 18 kali percobaan sebelum mengikuti kompetisi ini. Tantangan terbesar adalah spesifikasi yang berbeda dari tahun sebelumnya, tetapi kami tetap optimis bisa memberikan hasil terbaik,” ujar Ihsan.
Tim Ihsan juga mencoba membuat dinding yang mampu menahan beban hingga 150 kilogram. Meski ada kendala teknis, hasil tersebut menunjukkan bahwa desain mereka memiliki potensi besar untuk diterapkan di dunia nyata.
Melatih Kompetensi dan Menciptakan Solusi Berkelanjutan
Kompetisi ini bukan hanya ajang perlombaan, tetapi juga platform untuk melatih kecermatan analisis tanah dan struktur dinding. Inovasi dari GEC ITS 2024 diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam mencegah tanah longsor, terutama di wilayah dataran tinggi dengan tingkat kemiringan yang signifikan.
Dengan kolaborasi antara akademisi, mahasiswa, dan sponsor industri, GEC ITS 2024 menjadi bukti nyata bagaimana pendidikan tinggi dapat mendorong solusi berkelanjutan untuk masalah geoteknik di Indonesia.