Jatim Pacu Produksi Beras 2 Juta Ton untuk Swasembada Pangan Nasional 2027

produksi beras Jatim
Diskusi Panel Jawa Timur Menuju Swasembada Pangan Nasional 2027 di Surabaya. Foto: Istimewa
Ruang Gentur
Ruang Gentur
Print PDF

Ruang.co.id – Jawa Timur (Jatim) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung swasembada pangan nasional. Pemerintah Provinsi Jatim tengah memacu target tambahan produksi beras sebesar 2 juta ton yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) pada 2025. Target ini merupakan bagian dari upaya mencapai swasembada pangan nasional pada 2027.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemprov Jatim, Heru Suseno, menjelaskan bahwa Jatim memiliki potensi besar dalam produksi beras. “Kami berupaya keras memenuhi target tambahan produksi beras konsumsi sebesar 2 juta ton dari produksi 2024 yang mencapai 5,3 juta ton,” ujarnya dalam Diskusi Panel ‘Jawa Timur Menuju Swasembada Pangan Nasional 2027’ di Surabaya, Selasa (25/2).

Salah satu strategi utama yang ditempuh adalah intensifikasi pertanian. Heru menjelaskan bahwa luasan lahan sawah di Jatim sudah tidak memungkinkan untuk diperluas. “Dari luasan lahan tanaman padi seluas 1,62 juta hektare, petani di Jatim mampu memanen 9,2 juta ton gabah kering giling atau setara 5,3 juta ton beras konsumsi. Namun, indeks pertanaman (IP) padi Jatim masih berkisar 1,95. Kami menargetkan IP mencapai 2,8 untuk merealisasikan tambahan produksi 2 juta ton pada 2025,” paparnya.

Intensifikasi pertanian dinilai sebagai langkah strategis mengingat keterbatasan lahan dan infrastruktur. Dengan meningkatkan IP, petani dapat menanam padi lebih dari sekali dalam setahun, sehingga produktivitas lahan dapat dimaksimalkan.

Ketua PWI Jatim, Lutfil Hakim, menekankan pentingnya dukungan kebijakan pemerintah untuk sektor pertanian. “Pemerintah seharusnya menempatkan sektor pertanian setara dengan kesehatan dan pendidikan. Perlu aturan khusus yang melindungi anggaran pertanian dari pemotongan anggaran,” tegasnya. Hal ini penting mengingat sektor pertanian menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional.

Di sisi lain, PT Pupuk Indonesia juga siap mendukung upaya ini. Manager Penjualan Wilayah Jatim 3 PT Pupuk Indonesia Wilayah 4, Sri Purwanto, menyatakan kesiapan perusahaannya. “Tahun 2025, alokasi pupuk subsidi untuk Jatim terdiri dari 940.258 ton Urea, 783.424 ton NPK, 824 ton Kakao khusus, dan 157.767 ton organik. Meski total alokasi 2025 sedikit lebih rendah dari 2024, kami tetap terbuka untuk menambah alokasi jika diperlukan,” jelasnya.

Baca Juga  Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi Dorong Integrasi dan Kerja Sama dengan Bupati Bangkalan untuk Kesejahteraan Regional

Purwanto juga memastikan bahwa stok pupuk bersubsidi saat ini mencukupi. “Stok pupuk bersubsidi yang tersedia saat ini mencapai 74.780 ton Urea, 113.708 ton NPK, 565 ton Kakao, dan 8.767 ton organik. Kami siap mendukung para petani di Jatim dalam merealisasikan target penambahan produksi beras,” tuturnya.

Dukungan ini diharapkan dapat memotivasi petani untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen. Dengan sinergi antara pemerintah, swasta, dan petani, target swasembada pangan nasional pada 2027 bukanlah hal yang mustahil.

Dengan upaya dan dukungan yang solid, Jawa Timur siap menjadi garda terdepan dalam mewujudkan swasembada pangan nasional. Semoga langkah ini dapat menjadi contoh bagi provinsi lain di Indonesia!

Jawa Timur menargetkan tambahan produksi beras sebesar 2 juta ton dari produksi 2024 yang mencapai 5,3 juta ton.

Strategi utama yang ditempuh adalah intensifikasi pertanian, yaitu meningkatkan indeks pertanaman (IP) padi dari 1,95 menjadi 2,8.

PT Pupuk Indonesia menyediakan pupuk bersubsidi dan siap menambah alokasi jika diperlukan untuk mendukung petani di Jatim.

Intensifikasi pertanian penting karena luasan lahan sawah di Jatim sudah tidak memungkinkan untuk diperluas, sehingga peningkatan produktivitas lahan menjadi kunci.

Tantangan utama meliputi keterbatasan lahan, infrastruktur, dan perlindungan anggaran sektor pertanian dari pemotongan anggaran.