Sidoarjo, Ruang.co.id ā Jumat pagi (1/8/2025) menjadi momen penuh haru bagi ratusan warga di Desa Kemiri, Kelurahan Sidokare, dan Lemahputro, Sidoarjo. Sebanyak 823 warga penerima bantuan pangan (PBP) mendapat jatah 20 kilogram beras dari pemerintah pusat. Suasana balai desa pagi itu dipenuhi senyum harapan yang jarang terlihat begitu tulus.
Bupati Sidoarjo H. Subandi turun langsung menyerahkan bantuan itu. Ia memastikan bantuan benar-benar sampai ke tangan yang tepat dan tidak diselewengkan. Ia juga memberikan pesan tegas namun bernada empati kepada para penerima.
> āBeras niki panjenengan konsumsi damel keluarga sendiri, ngeh. Jangan sampai mampir toko, terus dijual. Ini titipan dari Presiden Prabowo, harus panjenengan manfaatkan dengan benar,ā ujar Subandi, disambut anggukan warga.
Beras medium tersebut dikemas dalam dua sak isi 10 kilogram dan disalurkan untuk alokasi bulan Juni dan Juli 2025. Di Desa Kemiri, 322 warga menerima bantuan. Di Sidokare ada 274 orang, dan di Lemahputro tercatat 227 penerima.
Secara keseluruhan, 79.931 warga di Kabupaten Sidoarjo telah terdaftar sebagai penerima bantuan pangan beras tahun ini. Bantuan tersebut tersebar merata di 18 kecamatan.
Kualitas beras juga menjadi perhatian serius Bupati Subandi. Ia bahkan memeriksa langsung butiran beras yang dibagikan.
> āKualitasnya bagus. Bersih, tidak banyak patah. Ini bukti bahwa pemerintah benar-benar hadir untuk rakyat kecil,ā tegasnya.
Kepala Dinas Sosial Sidoarjo, Misbahul Munir, yang mendampingi kegiatan, menambahkan bahwa distribusi dilakukan dengan sistem yang transparan dan berkoordinasi dengan pemerintah desa.
> āKami pastikan data valid. Yang menerima benar-benar warga kurang mampu. Tidak ada permainan di lapangan,ā ujarnya.
Turut mendampingi penyerahan beras adalah Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Eni Rustianingsih dan Camat Sidoarjo Gundari. Mereka menyerahkan beras secara simbolis, bergiliran, sambil menyapa warga.
Bantuan ini bukan sekadar beras. Ia menjadi simbol kepedulian negara yang terasa hangat di dapur warga, menjadi energi baru bagi keluarga prasejahtera untuk bertahan di tengah tekanan ekonomi yang masih belum mereda.

