Sidoarjo, Ruang.co.id – Sebuah semangat baru menyala di Pendopo Delta Wibawa, Kamis (15/5). Ratusan kader TP PKK dari berbagai penjuru Sidoarjo berkumpul, bukan sekadar mengikuti workshop, tetapi menyalakan api perubahan. Mereka bersatu dalam satu komitmen: mengeliminasi tuberkulosis (TBC) dan menekan laju HIV/AIDS, lewat Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Ketua TP PKK Kabupaten Sidoarjo, dr. Hj. Sriatun Subandi, dan menggandeng narasumber kompeten, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo dr. Laksmie Herawati Yuwantina, M.Kes., serta dr. Fitri Sriyani, Sp.KFR., dari RSUD R.T. Notopuro.
Workshop ini bukan sekadar forum edukasi, tapi titik tolak gerakan nyata menuju Sidoarjo bebas TBC tahun 2030. TBC dan HIV/AIDS bukan lagi sekadar isu medis, keduanya kini menjadi persoalan sosial yang menuntut peran aktif seluruh elemen masyarakat.
Dalam sambutannya, dr. Sriatun mengingatkan bahwa kunci perubahan ada di tangan masyarakat itu sendiri. Kader PKK, sebagai ujung tombak yang menyentuh langsung kehidupan rumah tangga, menjadi motor penting perubahan gaya hidup menuju lebih sehat.
“Penyakit menular seperti TBC bisa dicegah jika kita konsisten menjalankan pola hidup sehat, menjaga kebersihan, dan tak segan memeriksakan diri saat gejala muncul,” tegasnya. Ia menambahkan bahwa edukasi bukan sekadar informasi, tapi juga perubahan perilaku.
Data menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara dengan beban TBC tertinggi kedua di dunia. Fakta ini menyentak, dan menjadi cambuk bagi semua pihak untuk bertindak.
Melalui GERMAS, TP PKK mendorong gerakan preventif yang sederhana tapi berdampak besar, seperti mepe bantal dan kasur seminggu sekali agar terkena sinar matahari, menjaga sirkulasi udara di rumah, serta budaya mencuci tangan yang kini jadi kenormalan baru pasca-COVID-19.
Langkah-langkah kecil ini, bila dilakukan serentak, punya efek domino luar biasa. Bahkan menurut data Dinas Kesehatan, hingga 99% penyakit bisa dicegah lewat perilaku hidup bersih dan sehat. Sederhana, murah, tapi menyelamatkan generasi.
Workshop ini sekaligus memperkuat jalinan komitmen antarwilayah. Ketua TP PKK kecamatan diminta menyusun aksi bersama dengan desa dan kelurahan, diteruskan hingga RT dan RW. Ini bukan instruksi satu arah, tapi gerakan bersama, saling menopang demi satu tujuan, yakni masyarakat sehat, produktif, dan terlindungi.
Semangat eliminasi TBC yang digaungkan dalam peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia 2025, dengan tema “Ya! Kita Bisa Mengakhiri TB”, kini menemukan wujudnya di Sidoarjo. Bukan sekadar slogan, tapi langkah konkret yang dimulai dari dapur, ruang tamu, hingga lingkungan sekitar.
Masyarakat kini diajak menjadi agen perubahan, bukan penonton pasif. Melalui kader PKK, hidup sehat bukan lagi jargon, tapi gaya hidup. Dan dari Pendopo Delta Wibawa, kobaran api semangat itu menyebar, yaitu Sidoarjo bersatu, menuju 2030 tanpa TBC.