Kemenkomdigi Nyalakan Alarm! Lindungi Anak dari Jerat Bahaya Siber

Perlindungan anak di dunia digital
Staf Khusus Kemenkomdigi Aida Razalia berbicara di Forum Komdigi 2025 tentang pentingnya perlindungan anak dari bahaya siber di Surabaya. Foto: Istimewa
Ruang Nurudin
Ruang Nurudin
Print PDF

Ruang.co.id – Surabaya kembali menjadi pusat perhatian nasional. Bukan karena hiruk-pikuk politik atau festival budaya, melainkan karena satu isu yang menyentuh jantung masa depan bangsa: perlindungan anak di dunia digital. Dalam gelaran Forum Nasional Komunikasi dan Digital (Komdigi) Musyawarah Nasional Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) ke-VII, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) hadir dengan misi besar, melindungi generasi muda dari jerat bahaya siber yang kian tak terbendung.

Di hadapan para kepala Dinas Komunikasi dan Informasi dari 98 kota se-Indonesia, Staf Khusus Menteri Komdigi, Aida Razalina, menyampaikan pesan yang menggugah sekaligus mengingatkan: anak-anak kita, yang hari ini belajar dan bersosialisasi lewat internet, sedang hidup di medan yang belum tentu aman. Dunia digital menawarkan akses tak terbatas pada informasi, namun juga menyimpan sisi gelap, dari pornografi anak, kekerasan daring, hingga perjudian online yang mudah menyusup ke layar anak-anak tanpa filter memadai.

ā€œKita tidak bisa hanya berharap pada algoritma. Literasi digital adalah benteng utama,ā€ tegas Aida dengan suara yang tenang namun mengandung urgensi. Ia mengajak semua pemangku kepentingan, terutama di level kota, untuk menjadi garda terdepan. Literasi digital, katanya, bukan hanya untuk anak-anak, tapi juga orang tua dan guru. Merekalah yang punya peran krusial dalam membimbing dan melindungi.

Langkah konkret tengah dirancang. Kemenkomdigi sedang menyusun regulasi pembatasan usia anak dalam menggunakan platform digital, aturan yang dinantikan banyak pihak. Namun Aida menekankan, keberhasilan kebijakan ini hanya akan terasa jika dikawal oleh kolaborasi erat dengan pemerintah kota. Sebab, kepala daerah dan aparat lokal memiliki kedekatan emosional dengan warganya, yang tak bisa digantikan oleh kampanye nasional semata.

Baca Juga  Wabah PMK Merebak! Eri Cahyadi Siapkan Langkah Tegas untuk Surabaya

Lebih dari sekadar kebijakan, forum ini juga mencerminkan paradigma baru: pembangunan digital tak bisa dilepaskan dari nilai-nilai kemanusiaan. Kota-kota bukan hanya dituntut untuk melek teknologi, tapi juga bijak dalam menerapkannya. Di sinilah peran strategis Dinas Kominfo sebagai penggerak utama transformasi digital yang berpihak pada kesejahteraan masyarakat, khususnya anak-anak.

Forum Komdigi 2025 bukan sekadar ajang seremonial. Ia adalah panggilan zaman. Sebuah pengingat bahwa digitalisasi tanpa arah yang jelas bisa menjadi bumerang, dan bahwa masa depan anak-anak Indonesia harus dijaga bukan hanya lewat regulasi, tapi lewat pendidikan, empati, dan sinergi. Saat anak-anak bermain, belajar, dan tumbuh di dunia siber, kita semua bertanggung jawab untuk memastikan anak – anak tetap aman, terlindungi, dan merdeka.