Kiai Asep Chalim Gerakkan Aksi Tandingan Jaga Grahadi Surabaya

Aksi Tandingan 3 September
KH Asep Saifuddin Chalim, Ketum JKSN dan Pergunu, menyampaikan sikap politik di kediamannya Surabaya. Foto: Ruangcoid
Mascim
Mascim
Print PDF

Ruang.co.id – Ketua Umum Jaringan Kiai Santri Nasional dan Persatuan Guru NU, KH Asep Saifuddin Chalim, mengambil sikap tegas dengan menyiapkan aksi tandingan yang akan digelar sebagai bentuk pembelaan terhadap martabat negara dan agama. Rencana aksi damai ini merupakan respons langsung dari unjuk rasa yang dinilai telah melampaui batas toleransi berdemokrasi. Posisi ini diambil setelah melalui pertimbangan matang terhadap dampak provokasi yang berpotensi memecah belah persatuan bangsa. Rabu, (27/8/2025).

Kekuatan massa yang dipersiapkan untuk aksi tandingan ini mencapai skala yang signifikan, memanfaatkan jaringan organisasi yang tersebar di seluruh penjuru Jawa Timur. Setiap kabupaten dan kota telah diperintahkan untuk memobilisasi kader dalam jumlah besar, menunjukkan keseriusan dalam merespons situasi terkini. Metode pergerakan akan dijalankan dengan prinsip kedamaian dan ketertiban, mengutamakan dialog daripada konfrontasi.

Pendekatan yang digunakan menggabungkan antara kekuatan spiritual dan diplomasi praktis. Seluruh jajaran kader telah diinstruksikan untuk menggelar majelis doa dan pembacaan hizib sebagai bagian dari persiapan spiritual. Langkah ini menunjukkan karakter khas pergerakan yang dipimpin oleh kalangan religius, dimana kekuatan doa menjadi senjata utama dalam menghadapi berbagai bentuk provokasi dan gangguan.

Pernyataan Sikap Jaringan Kiai Santri Nasional
Pernyataan Sikap Jaringan Kiai Santri Nasional menyiapkan aksi tandingan yang akan digelar sebagai bentuk pembelaan terhadap martabat negara dan agama. Foto: Ruangcoid

Menurut analisis yang disampaikan oleh Kiai Asep, terdapat dimensi ganda dalam pelecehan yang terjadi terhadap kepemimpinan Gubernur Jawa Timur. Aspek pertama adalah pelecehan terhadap institusi pemerintahan yang merupakan representasi negara di tingkat daerah. Aspek kedua adalah penghinaan terhadap organisasi keagamaan yang selama ini menjadi pilar moral bangsa. Dua aspek ini dinilai telah dilanggar secara bersamaan melalui pernyataan-pernyataan yang tidak pantas.

ā€œSaya menelaah di sosial media tentang apa yang diucapkan beliau ini sudah masuk kategori provokasi. Mulai mengumpulkan donasi air minum, lalu ada uangnya yang kemudian hilang, termasuk bilang air minum yang diambil. Kalimatnya sangat tidak bermoral,ā€ ujar Kiai Asep Saifuddin Chalim. Pernyataan ini menunjukkan kepedulian terhadap etika publik dalam menyampaikan kritik dan pendapat.

Baca Juga  Penyakit Kanker Yang Ditangani RSU Dr Soetomo Meningkat 389 pasien

Posisi Gubernur Khofifah Indar Parawansa dinilai memiliki makna ganda yang strategis dalam konstelasi politik nasional. Sebagai gubernur, beliau merupakan perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah yang menjalankan mandat konstitusi. Secara paralel, posisinya sebagai ketua organisasi keagamaan perempuan terbesar menempatkannya sebagai simbol perjuangan umat Islam moderat. Dua peran ini saling melengkapi dan memperkuat legitimasi kepemimpinannya.

ā€œBu Khofifah juga representasi pemerintah pusat di wilayah Jatim. Perwakilannya Presiden Pak Prabowo di Jatim ya Bu Khofifah. Jadi kedua, Sholeh melecehkan negara. Jadi Islam telah diinjak-injak Sholeh, mengingat beliau representasi Muslimat, negara juga diinjak-injak Sholeh karena representasi Presiden Prabowo,ā€ tambah Kiai Asep dengan tegas. Analisis ini memberikan perspektif holistik tentang kompleksitas situasi yang berkembang.

Langkah hukum telah disiapkan secara sistematis untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi. Rencana kunjungan kepada Kapolda Jatim dan Kapolrestabes Surabaya menunjukkan komitmen untuk menyelesaikan persoalan melalui jalur institusional yang proper. Pendekatan ini memastikan bahwa semua proses berjalan sesuai dengan koridor hukum yang berlaku dan menghindari tindakan main hakim sendiri.

Proses diplomasi dengan aparat keamanan difokuskan pada dua skenario utama. Skenario pertama adalah pembatalan izin demonstrasi berdasarkan pertimbangan keamanan dan ketertiban umum. Skenario kedua adalah pengamanan bersama jika kedua aksi harus berlangsung secara paralel. Penyelesaian secara hukum ini menunjukkan kedewasaan dalam berdemokrasi yang tetap mengedepankan aspek keamanan dan stabilitas.

Nilai-nilai spiritualitas menjadi landasan fundamental dalam pergerakan ini, dimana perjuangan fisik di lapangan dibarengi dengan kekuatan doa dan permohonan kepada Yang Maha Kuasa. Konsep mati syahid dalam membela agama dan negara memberikan motivasi spiritual yang mendalam bagi seluruh peserta aksi. Paradigma perjuangan ini berasal dari akar tradisi keagamaan yang kental dengan nilai-nilai heroisme dan pengorbanan.

Baca Juga  BBKK Surabaya Awasi Bandara dan Pelabuhan Selama Mudik Lebaran 2024

ā€œMeninggal menghadapi Sholeh itu mati sahid, karena membela agama dan Indonesia. Saya akan turun walau sudah tua untuk menyelamatkan kehormatan Islam,ā€ pungkas Kiai Asep dengan penuh keyakinan. Pernyataan ini mencerminkan komitmen total tanpa keraguan dalam membela prinsip-prinsip kebenaran yang diyakini. Semangat ini yang akan ditularkan kepada seluruh kader dan simpatisan yang akan turun ke jalan.