Dari Kampung untuk Indonesia Koperasi Merah Putih Surabaya Bangun Ekonomi Gotong Royong

Koperasi Merah Putih Surabaya
Pemkot Surabaya luncurkan Koperasi Merah Putih di 153 kelurahan, wujudkan ekonomi gotong royong berbasis komunitas. Foto: Istimewa
Ruang Nurudin
Ruang Nurudin
Print PDF

Surabaya, Ruang.co.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggebrak sistem ekonomi kerakyatan, dengan meluncurkan program Koperasi Merah Putih di tingkat kelurahan. Dimulai dari Musyawarah Kelurahan Khusus (Muskelkus) di Tambakrejo pada Rabu (30/4), program ini menjadi tonggak baru penguatan ekonomi warga dari bawah, dengan target rampung di seluruh 153 kelurahan pada 12 Juli 2025, bertepatan dengan Hari Koperasi Nasional.

Kegiatan ini turut dihadiri tokoh nasional seperti Jaka Sucipta dari Kementerian Keuangan dan Sugeng Santoso dari Kemenko Pangan, sebagai wujud dukungan pusat terhadap terobosan daerah ini.

Menurut Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Surabaya, Dewi Soeriyawati, 10 kelurahan dipilih sebagai pilot project. Kelurahan-kelurahan ini sebelumnya sudah menjalankan program Padat Karya, yang kini ditingkatkan menjadi unit koperasi produktif. Pilot tersebut meliputi Mojo, Babat Jerawat, Tanah Kali Kedinding, Ngagel Rejo, Tandes, Semolowaru, Penjaringansari, Tambakrejo, Manukan Wetan, dan Ketintang.

ā€œKoperasi Merah Putih ini bukan koperasi biasa. Ini koperasi rakyat yang bergerak nyata, dikelola oleh warga dan diawasi langsung oleh lurah. Fokus utamanya adalah tujuh sektor strategis yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal,ā€ tegas Dewi.

Sebagai contoh, Tambakrejo akan fokus pada distribusi sembako karena perannya sebelumnya dalam pengendalian inflasi daerah. Di kelurahan lain, kegiatan bisa berupa klinik, apotek, toko seragam, hingga paving jalan, tergantung hasil musyawarah warga.

Baca Juga: Dari Tanah Sibar Tumbuh Harapan! 3 Juta Rumah MBL Membuka Pintu Asa Keluarga Indonesia

Untuk memastikan keberlanjutan, Pemkot Surabaya menggandeng Bank Tabungan Negara (BTN) sebagai mitra pemodalan. Selain itu, pelatihan dan pendampingan intensif akan dilakukan oleh Dinkopumdag guna memastikan koperasi berjalan profesional dan berdampak langsung.

Menariknya, keanggotaan koperasi ditentukan langsung oleh warga melalui musyawarah, tanpa paksaan dan bersifat terbuka. ā€œKami ingin membuktikan bahwa koperasi bukan hanya soal simpan-pinjam, tapi bisa jadi tulang punggung ekonomi kampung bila dikelola dengan cerdas dan berbasis gotong royong,ā€ tutup Dewi.

Baca Juga  Antara Jijik dan Manfaat: Kecoa, Hama yang Dibenci Namun Penting bagi Ekosistem

Dengan gebrakan ini, Surabaya tak hanya membentuk koperasi—tapi menciptakan model baru pembangunan ekonomi berbasis komunitas yang berpotensi ditiru secara nasional.