Ruang.co.id – Inisiatif program PELITA hadir sebagai jawaban atas tantangan penanganan stunting di wilayah Surabaya. Kolaborasi strategis antara PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS), Sub Holding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP), PHC, dan Kecamatan Semampir ini menempatkan metode kunjungan rumah stunting sebagai fondasi utama pendekatannya. Strategi ini dirancang khusus untuk memastikan pemantauan perkembangan kesehatan balita berjalan secara lebih intensif dan berkelanjutan, menyentuh langsung akar permasalahan. Selasa, (26/8/2025).
Berbeda dengan program intervensi kesehatan konvensional, program PELITA menjadikan kunjungan rumah sebagai jantung dari seluruh aktivitasnya. Pendekatan intervensi gizi ini dilakukan setiap tiga bulan secara rutin, memungkinkan tim untuk menyelami langsung kondisi riil lingkungan tempat tinggal balita. Melalui pendekatan ini, tim dapat menganalisis secara mendalam pola asuh keluarga, kebiasaan makan, dan tingkat sanitasi yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Erika A. Palupi, Sekretaris Perusahaan TPS, menegaskan bahwa home visit merupakan elemen vital yang membedakan program ini. Melalui kunjungan langsung, pendampingan kesehatan balita dapat dilakukan secara personal dan tepat sasaran. Pendekatan manusiawi ini memungkinkan tim memahami konteks keluarga secara utuh, sehingga intervensi yang diberikan benar-benar menyentuh kebutuhan spesifik setiap balita.
Keberhasilan program penanganan stunting ini ditopang oleh sinergi erat antara Tim Gizi PHC, Tim Kecamatan Semampir, serta tim dari SPTP dan TPS. Dalam setiap sesi kunjungan, agenda yang dijalankan tidak terbatas pada pemeriksaan medis biasa. Tim secara aktif memberikan edukasi gizi komprehensif yang mencakup pentingnya gizi seimbang, praktik sanitasi yang baik, dan penerapan pola asuh yang positif.
Dukungan material juga menjadi bagian tak terpisahkan dari program ini. Distribusi rutin susu tambahan, kudapan bergizi, dan vitamin menjadi pendukung penting dalam memastikan terpenuhinya kebutuhan gizi harian. Pendekatan holistik ini memadukan antara transfer pengetahuan dan penyediaan sumber daya, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perbaikan status gizi.
Keunikan program PELITA terletak pada kemampuannya menjangkau faktor sosial dan lingkungan yang sering terabaikan dalam pendekatan medis formal. Aspek pengasuhan anak dan dinamika keluarga mendapat perhatian khusus dalam setiap kunjungan. Tim medis mampu merancang solusi yang sangat kontekstual dan sesuai dengan karakteristik masing-masing keluarga.
Dr. Gery dari Puskesmas setempat menjelaskan bahwa program ini tidak sekadar mengejar target numerik penurunan angka stunting. Esensi yang lebih penting adalah memastikan setiap anak mendapat perhatian dan pengasuhan yang tepat dari orang tua dan lingkungan sekitarnya. Kunjungan rumah stunting menjadi media efektif untuk membekali orang tua dengan keterampilan praktis dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan stimulatif.
Hingga Agustus 2025, program PELITA tercatat menangani 20 balita yang tersebar di empat kelurahan Kecamatan Semampir yaitu Sidotopo, Pegirian, Sawah Pulo, dan Wonokusumo. Keberhasilan program ini dievaluasi secara komprehensif dalam acara penutupan yang diselenggarakan di RS PHC Surabaya. Dalam forum evaluasi tersebut, metode kunjungan rumah diakui sebagai faktor penentu kesuksesan program.
Keberhasilan ini membuktikan bahwa penanganan stunting memerlukan pendekatan yang melampaui intervensi medis konvensional. Pendekatan humanis yang menyentuh langsung kehidupan keluarga terbukti efektif dalam menciptakan perubahan berkelanjutan. Program PELITA tidak hanya berhasil menurunkan angka stunting tetapi juga membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya pencegahan stunting melalui pengasuhan yang berkualitas.

