Mahasiswa dan Dosen Asing Menyelami Budaya Indonesia di Surabaya

belajar budaya Indonesia
Mahasiswa & dosen asing belajar gamelan, tari, & bikin klepon di YPPI Schools Surabaya. Pengalaman budaya langsung yang mendalam. Foto: Ruangcoid
Mascim
Mascim
Print PDF

Ruang.co.id – YPPI Schools di jantung Kota Surabaya baru-baru ini menjadi pusat pertukaran budaya internasional yang sangat dinamis. Gelombang semangat dari puluhan mahasiswa dan dosen asing membanjiri kampus tersebut, mereka adalah bagian dari program unggulan CommTECH Highlight 2025. Program kolaborasi antara Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan YPPI Schools ini dirancang khusus untuk menawarkan pengalaman imersif langsung mengenal kekayaan warisan budaya Nusantara. Suasana hangat dan meriah langsung tercipta, menandai dimulainya petualangan budaya mereka. Selasa, (09/9/2025).

Sekolah tersebut berhasil menyajikan sebuah galeri budaya hidup yang memukau. Para tamu dari berbagai benua disambut dengan serangkaian pertunjukan seni tradisional yang memukau, hidangan kuliner khas Indonesia yang autentik, serta aneka permainan tradisional anak Nusantara yang penuh keceriaan. Setiap aktivitas dirancang untuk tidak hanya ditonton, tetapi untuk dialami, mencerminkan filosofi experiential learning yang dianut YPPI. Ini adalah bentuk diplomasi budaya yang paling efektif, menjalin persahabatan melalui bahasa universal seni dan kegembiraan.

Pintu gerbang masuk ke dunia budaya Indonesia dibuka dengan gemulai melalui Tari Remo yang gagah. Tarian selamat datang khas Jawa Timur ini dibawakan dengan penuh percaya diri dan energi oleh siswa-siswa SD YPPI-IV. Kostum penari yang cerah dan gerakan yang penuh ketukan semangat sukses membuat para tamu terpana, menyiapkan mereka untuk kejutan-kejutan selanjutnya. Keindahan seni Indonesia terus dipamerkan tanpa henti.

Rentetan pertunjukan berlanjut dengan penuh keceriaan. Permainan pianika yang harmonis dari YPPI Preschool memecahkan kebekuan, diikuti oleh kekuatan magis Tari Kendang dari SD YPPI-V dan kesaktian mistis Tari Jaranan dari SMP YPPI-3. Setiap penampilan bukan hanya sebuah tontonan, melainkan sebuah cerita visual yang mengajak penontonnya berkeliling pulau Jawa dan merasakan napas kebudayaannya yang berbeda-beda. Para peserta diajak untuk merasakan langsung denyut nadi kesenian tradisional.

Baca Juga  Buka Puasa Bersama Sekolah YPPI dan NSA, Kolaborasi Pendidikan dan Media di Ramadan 2025

Puncak dari kunjungan ini adalah ketika para peserta turun langsung dan menjadi pelaku budaya. Mereka terlibat aktif dalam workshop musik tradisional yang dipandu oleh siswa-siswa YPPI. Dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, mereka dengan antusias mempelajari dua instrumen ikonik: gamelan Jawa yang beresonansi dalam dan angklung Sunda yang melodius. Awalnya canggung, ruangan segera dipenuhi tawa dan tepuk tangan saat mereka berhasil menciptakan melodi sederhana bersama-sama.

Tidak berhenti di musik, petualangan rasa kemudian menyusul. Para peserta internasional itu mencoba tangan mereka dalam demo masak kuliner tradisional, dengan jajanan pasar klepon sebagai bintang utama. Antusiasme mereka terpancar jelas saat mereka dengan hati-hati membentuk adonan, mengisinya dengan gula merah cair, dan akhirnya menikmati hasil karya mereka yang hangat dan manis, dibalut parutan kelapa yang harum. Ini adalah pembelajaran yang manis secara harfiah.

Sesi budaya kemudian berpindah ke luar ruangan, ke area yang dipenuhi dengan tawa dan teriakan gembira. Para tamu diperkenalkan dengan dunia permainan tradisional Indonesia seperti Engkle, Dakon, Bekel, dan Lompat Tali. Melepas sepatu, mereka larut dalam keseruan permainan yang sederhana namun sarat dengan nilai kebersamaan, ketangkasan, dan strategi. Untuk melepas dahaga, teh bunga telang yang biru alami dan lemon tea yang menyegarkan disajikan, memberikan pengalaman sensori yang lengkap.

Pujiati, S.M., Kepala Divisi Operasional YPPI, menegaskan komitmen sekolah dalam menggunakan pendekatan langsung untuk memahami budaya. “Dengan program ini, kami berharap budaya Indonesia bisa dikenang oleh mereka yang datang hari ini. Kami percaya bahwa memahami budaya tidak cukup hanya dari buku. Harus dirasakan, dicicipi, dan dialami langsung,” tuturnya pada Selasa, (10/9/2024). Pernyataan ini menyoroti esensi dari seluruh kegiatan yang diselenggarakan.

Rony Poerwantoro, S.Si., Kepala SMP YPPI-3, menjelaskan akar dan evolusi program ini. “Kami mencoba memberikan warna yang berbeda karena kini pembelajaran budaya dikaitkan dengan pembentukan karakter anak. Belajar tidak hanya di ruang kelas, tapi juga melalui interaksi langsung yang menekankan kolaborasi,” jelasnya. Pendekatan ini menunjukkan integrasi antara pendidikan budaya dan pengembangan karakter.

Wina Ayu Trisnawati, S.P., S.Pd., Kepala SD YPPI-IV, menambahkan dimensi kebanggaan dan motivasi dalam proses ini. “Para mahasiswa asing saja mau belajar budaya kita, kenapa kita tidak bisa mempertahankannya? Kami ingin anak-anak semakin bangga sekaligus bersemangat mengembangkan budaya Indonesia,” ungkapnya. Acara ini bukan sekadar kunjungan, tetapi sebuah penguatan identitas budaya bagi siswa lokal dan sebuah cara memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia internasional.