Surabaya, Ruang.co.id – Pernah dengar istilah “jam koma”? Istilah ini belakangan ini sering muncul di media sosial, terutama di kalangan generasi Z. Apa sebenarnya makna di balik istilah yang terdengar unik ini?
Secara harfiah, “jam koma” tidak memiliki arti khusus dalam kamus. Namun, dalam konteks penggunaan sehari-hari, terutama di media sosial, istilah ini digunakan untuk menggambarkan suatu kondisi di mana seseorang merasa sangat lelah, baik secara fisik maupun mental, hingga membuat pikiran dan tubuh seperti “terputus-putus” atau “koma” sementara.
Kondisi ini ditandai dengan kesulitan berkonsentrasi, bahkan pada hal-hal yang biasanya mudah. Kelelahan ekstrem juga menjadi ciri khas, di mana kamu merasa lelah meski sudah cukup tidur.
Selain itu, pikiranmu mungkin terasa buram, sulit mengambil keputusan, dan sering melakukan kesalahan kecil seperti salah mengetik atau lupa hal-hal sepele. Pandangan kosong yang seolah-olah pikiranmu melayang ke mana-mana juga menjadi salah satu indikasi dari “jam koma”
Istilah “jam koma” menjadi viral karena banyak orang, terutama generasi muda, merasa sangat relate dengan kondisi ini. Ritme kehidupan modern yang serba cepat dan menuntut membuat banyak orang merasa kelelahan dan kewalahan. Istilah ini pun menjadi semacam kode atau bahasa gaul untuk menggambarkan perasaan tersebut.
“Jam koma” adalah istilah yang menggambarkan kondisi kelelahan fisik dan mental yang sering dialami oleh banyak orang, terutama generasi muda. Meskipun terdengar ringan, kondisi ini perlu diperhatikan karena dapat mengganggu produktivitas dan kualitas hidup.
Dengan mengenali tanda-tanda dan penyebabnya, kita dapat melakukan upaya untuk mengatasi “jam koma” dan kembali merasa segar.
