Pelantikan Rektor Unair: Wali Kota Eri Hadir, Simbol Sinergi Pendidikan dan Pemerintahan

Pelantikan Rektor Unair
Prof. Madyan dilantik jadi Rektor Unair, Wali Kota Eri tegaskan komitmen sinergi strategis Pemkot-Unair tangani stunting & ekonomi Surabaya. Foto: Istimewa
Ruang Nurudin
Ruang Nurudin
Print PDF

Ruang.co.id – Sebuah momen bersejarah terukir di Aula Garuda Mukti, Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Selasa (17/6/2025), dengan dilantiknya Prof. Dr. Muhammad Madyan, S.E., M.Si., M.Fin., sebagai Rektor Unair periode 2025–2039. Acara yang penuh makna ini tidak hanya menandai pergantian kepemimpinan, tetapi juga menjadi simbol kuatnya sinergi antara dunia akademik dan pemerintah. Kehadiran Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, semakin mempertegas komitmen bersama dalam membangun kota melalui kolaborasi nyata.

Prof. Madyan bukanlah nama baru di lingkungan Unair. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Wakil Rektor dan telah membuktikan dedikasinya dalam membangun kemitraan strategis, termasuk dengan Pemerintah Kota Surabaya. Pengalamannya ini menjadi modal berharga untuk memimpin Unair ke arah yang lebih progresif. Eri Cahyadi, dalam sambutannya, tak ragu menyebut Madyan sebagai “sahabat” yang telah berkontribusi besar bagi Surabaya, khususnya di sektor kesehatan dan sosial.

Eri Cahyadi menegaskan peran vital Unair dalam mendukung program-program prioritas Surabaya. Dari penurunan angka stunting hingga pemulihan ekonomi pascapandemi, kontribusi Unair tidak bisa dipandang sebelah mata. “Kalau hari ini stunting menurun, kemiskinan berkurang, dan ekonomi kita menggeliat, itu karena kita bergerak bersama, bersinergi dengan Unair,” ujar Eri.

Salah satu bukti konkret kolaborasi ini adalah penempatan dokter spesialis kandungan Unair di puskesmas-puskesmas Surabaya. Inisiatif ini tidak hanya inovatif, tetapi juga berdampak signifikan. Angka stunting berhasil ditekan, sementara kualitas layanan kesehatan ibu dan anak meningkat drastis. Hal ini membuktikan bahwa kolaborasi antara akademisi dan pemerintah mampu menciptakan solusi yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat.

Dalam pidatonya, Prof. Madyan menyampaikan rasa syukur atas dukungan yang diberikan. Ia menekankan visinya untuk menjadikan Unair bukan hanya sebagai pusat keunggulan akademik, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial. “Universitas harus hadir di tengah masyarakat. Kami akan terus memperkuat kolaborasi lintas sektor agar manfaat keilmuan benar-benar dirasakan oleh warga,” tegasnya.

Baca Juga  Jangan Panik, Ini Tips Hindari Flu Singapura dan Kenali Gejala Jika Tertular

Pernyataan ini bukan sekadar retorika. Di bawah kepemimpinannya, Unair diproyeksikan akan lebih aktif terlibat dalam program-program berbasis masyarakat. Pendekatan ini sejalan dengan tren global yang menuntut perguruan tinggi untuk tidak hanya fokus pada penelitian teoretis, tetapi juga pada implementasi praktis yang membawa dampak sosial.

Pelantikan Prof. Madyan bukanlah sekadar seremoni formal. Ini adalah titik awal dari sebuah era baru, di mana dunia akademik dan pemerintahan bersatu padu menjawab tantangan bangsa. Pendidikan tidak lagi hanya terkungkung dalam ruang kelas atau laboratorium, melainkan menjadi kekuatan nyata yang mengubah kehidupan masyarakat.

Dengan semangat kolaborasi yang sudah terbukti berhasil, Unair di bawah kepemimpinan Prof. Madyan siap melanjutkan perannya sebagai mitra strategis pemerintah. Sinergi ini tidak hanya akan memperkuat Surabaya, tetapi juga menjadi model bagi kota-kota lain di Indonesia. Di tangan Prof. Madyan, Unair tidak hanya akan mencetak lulusan berkualitas, tetapi juga menjadi katalisator pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Momen pelantikan ini adalah pengingat bahwa ketika akademisi dan pemerintah bersatu, dampaknya bisa luar biasa. Dan dengan semangat yang sama, Unair siap menulis babak baru dalam sejarah kolaborasi untuk kemajuan bangsa.