Ruang.co.id — Pasar tradisional sekarang tak bisa modern? Kementerian UMKM membuktikan sebaliknya. Bekerja sama dengan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) dan platform MPStore, program Digitalisasi Pasar Tradisional Berbasis Artificial Intelligence (AI) resmi diluncurkan di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan baru – baru ini.
Transformasi ini menjadi tonggak sejarah baru bagi UMKM, khususnya para pedagang pasar tradisional, untuk naik kelas dan masuk ke era digital.
Dengan pendekatan berbasis teknologi cerdas, program ini memungkinkan transaksi cashless atau nontunai, yang tentunya memberi kemudahan bagi pembeli sekaligus meningkatkan efisiensi bagi pedagang.
Tak hanya itu, platform besar SAPA UMKM juga disiapkan untuk mengintegrasikan seluruh UMKM dalam satu ekosistem digital yang kokoh, hingga mampu bersaing di pasar global.
“Diperlukan terobosan dengan optimalisasi teknologi digital dalam transaksi jual beli di pasar tradisional. Dengan cara tersebut diharapkan transaksi di pasar tradisional akan meningkat di tengah isu pelemahan daya beli masyarakat,” tegas Menteri UMKM Maman Abdurahman.
Menurut data BPS, terdapat sekitar 17.443 pasar tradisional di Indonesia pada tahun 2024. Jika digitalisasi ini diterapkan secara menyeluruh, dampaknya sangat signifikan, omzet para pedagang diprediksi bisa melonjak dua kali lipat! Apalagi, Kementerian UMKM telah menyiapkan program edukasi digitalisasi di enam provinsi sebagai langkah awal.
Menariknya, digitalisasi ini tidak menghapus pola transaksi tradisional. Sebaliknya, pedagang diberdayakan untuk menggabungkan metode lama dan baru, menciptakan harmoni antara budaya lokal dan kemajuan teknologi.
Ketua Umum IKAPPI, Abdullah Mansuri, menyambut antusias langkah ini. “Kita siap untuk membangkitkan kembali pasar tradisional, kita akan siapkan digitalisasi dan dengan cara-cara lainnya karena ini menjadi bagian dari ikhtiar kita semua agar pasar kembali ramai,” ujarnya penuh semangat.
Program ini tak sekadar soal transaksi, melainkan strategi visioner yang mampu menciptakan lapangan kerja baru, memperkuat daya saing UMKM, dan menjaga denyut nadi ekonomi rakyat. Transformasi digital berbasis AI bukan lagi masa depan, tapi masa kini yang harus dirangkul semua lapisan masyarakat.
Inilah saatnya UMKM tradisional tampil modern, atraktif, dan kompetitif. Bukan hanya adaptif terhadap zaman, tapi juga menjadi pelaku utama dalam peta ekonomi digital Indonesia.

