Unusa Geliatkan Ekonomi Desa lewat Pelatihan Akuntansi BUMDes di Mojokerto

pelatihan akuntansi BUMDes
UNUSA gelar pelatihan akuntansi untuk BUMDes di Mojokerto, tingkatkan transparansi keuangan desa dan dukung pengembangan UMKM lokal secara berkelanjutan. Foto: Istimewa
Mascim
Mascim
Print PDF

Ruang.co.id – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) kembali membuktikan komitmennya dalam mendorong pembangunan desa dengan menyelenggarakan pelatihan akuntansi dan transparansi keuangan bagi pengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Kegiatan yang digelar di Desa Peterongan, Mojokerto, pada 11–12 Juni 2025 ini tidak hanya menjadi wujud nyata peran perguruan tinggi dalam penguatan ekonomi lokal, tetapi juga menunjukkan pendekatan unik dalam menyederhanakan konsep akuntansi agar mudah dipahami oleh masyarakat desa.

Pelatihan intensif yang diikuti oleh 50 peserta—meliputi pengurus BUMDes, kader PKK, dan pelaku UMKM—dipandu langsung oleh tim UNUSA dari Program Studi Akuntansi. Mohammad Ghofirin, pemateri utama, menegaskan bahwa akuntabilitas keuangan bukan sekadar kewajiban administratif, melainkan fondasi penting dalam membangun kepercayaan masyarakat dan menarik minat investor desa.

“Laporan keuangan yang transparan adalah kunci membangun kepercayaan masyarakat sekaligus menarik investor desa,” tegas Ghofirin. Pernyataan ini menggarisbawahi betapa pentingnya tata kelola keuangan yang rapi bagi keberlanjutan BUMDes, terutama di tengah pesatnya perkembangan usaha desa yang membutuhkan pendanaan lebih besar.

Yang membedakan pelatihan ini dari sekadar seminar biasa adalah pendekatan praktik langsung. Peserta tidak hanya dibekali teori, tetapi juga diajak melakukan simulasi pembukuan menggunakan sistem sederhana. Mereka mempraktikkan pencatatan keuangan untuk usaha rumahan yang menjadi tulang punggung ekonomi Desa Peterongan, seperti produksi kerupuk rambak dan telur asin.

Itsna Zahara Devita, salah satu mahasiswa UNUSA yang terlibat dalam pendampingan, mengungkapkan antusiasme peserta. “Banyak pelaku UMKM baru menyadari pentingnya pembukuan teratur setelah mengikuti pelatihan ini,” ujarnya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun usaha mereka berskala kecil, pemahaman tentang manajemen keuangan dapat menjadi pembeda antara usaha yang bertahan dan yang stagnan.

Baca Juga  Unusa Raih Klaster Mandiri: Bukti Nyata Peningkatan Tridarma Perguruan Tinggi

Desa Peterongan sebenarnya memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan, mulai dari usaha kuliner tradisional hingga layanan keuangan digital seperti PPOB (Payment Point Online Bank). Namun, kendala klasik seperti manajemen keuangan yang belum tertata rapi dan akses pemasaran yang terbatas masih menjadi penghambat pertumbuhan.

Najsma Adelia Putri, anggota tim UNUSA, menambahkan bahwa pelatihan ini tidak hanya fokus pada pencatatan keuangan, tetapi juga membuka wawasan peserta tentang pentingnya digitalisasi usaha desa. “Kami tidak hanya mengajarkan cara mencatat, tapi juga membuka wawasan tentang pentingnya digitalisasi usaha desa,” jelasnya. Ini menjadi langkah awal untuk memperluas jangkauan pemasaran produk-produk lokal ke ranah digital.

Kegiatan yang dibuka oleh Kepala Desa Peterongan, Ibu Sukemi, ini ditutup dengan komitmen bersama untuk melanjutkan pendampingan. Sukemi menyampaikan apresiasi tinggi terhadap UNUSA, menyebut pelatihan semacam ini sebagai kebutuhan mendesak untuk mewujudkan tata kelola desa yang profesional.

“Kami berterima kasih kepada UNUSA atas kontribusi nyatanya. Pelatihan seperti ini sangat dibutuhkan untuk mewujudkan tata kelola desa yang profesional,” ungkap Sukemi. Harapannya, sinergi antara akademisi dan masyarakat desa ini tidak hanya berhenti di Peterongan, tetapi bisa menjadi model pengembangan BUMDes di wilayah lain.

Dengan pendekatan yang mengombinasikan teori, praktik, dan pengenalan teknologi, UNUSA tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga menanamkan mindset baru tentang pengelolaan keuangan berkelanjutan—sebuah langkah kecil dengan dampak besar bagi kemandirian ekonomi desa.