Wabup Sidoarjo Buka Hati dan Aksi untuk Lansia Sebatang Kara di Gubuk Lapindo

Wakil Bupati Sidoarjo Bantu Lansia
Wabup Sidoarjo turun tangan bantu lansia sebatang kara di gubuk Lapindo. Aksi nyata kepedulian sosial dan solusi tempat tinggal layak. Foto: Dok Humas/Ist
Ruang Nurudin
Ruang Nurudin
Print PDF

Sidoarjo, Ruang.co.id – Kota Delta kembali diingatkan akan pentingnya kehadiran negara dalam kehidupan warganya, terutama mereka yang terpinggirkan. Senin (19/5), Wakil Bupati Sidoarjo Mimik Idayana melakukan inspeksi mendadak ke sebuah gubuk reot yang nyaris roboh di Desa Ketapang, Kecamatan Tanggulangin.

Gubuk itu dihuni seorang lansia bernama Tasriban, yang hidup sendiri di pinggiran tanggul Lumpur Lapindo, tanpa keluarga, tanpa fasilitas layak, dan nyaris tanpa harapan.

Tasriban, yang bertahan hidup dari hasil memungut botol bekas dan barang rongsokan, menjalani hari-harinya dalam kesendirian. Di tengah segala keterbatasan, ia tetap teguh berdiri. Namun kisahnya menyentuh hati masyarakat ketika tersebar kabar tentang kehidupannya yang memprihatinkan.

ā€œSaya merasa ini adalah tanggung jawab kita sebagai pemerintah daerah bersama Baznas untuk membantu meringankan beban masyarakat yang kurang mampu di Sidoarjo,ā€ kata Mimik Idayana dalam kunjungannya yang disertai tim dari Baznas Sidoarjo.

Baca Juga  Jumat Berkah: Subandi Kunjungi Lansia Miskin di Sidoarjo dan Berbagi KeBAIKan

Namun Mimik tak hanya datang dengan sembako dan janji. Ia membawa keputusan beserta harapan. Ia menawarkan tempat tinggal yang lebih manusiawi, seperti kamar di rumah kos miliknya. Tak sekadar simbolik, ia juga berjanji menanggung kebutuhan hidup Tasriban sehari-hari agar sang kakek bisa menjalani masa tuanya dengan lebih damai dan layak.

ā€œSaya menawarkan fasilitas di kos saya dan Alhamdulillah Mbah Tasriban bersedia untuk pindah,ā€ ujar Mimik. ā€œAgar bisa menjalani hidup dengan lebih tenang dan nyaman,ā€ imbuhnya.

Baca Juga  Jumat Berkah, Gaji Wakil Bupati Sidoarjo Menyapa Langsung Rakyat: Bakti Tanpa Batas

Aksi Mimik Idayana tidak hanya memberi bantuan, tapi juga membangunkan kesadaran, bahwa kepedulian sosial tidak harus menunggu kebijakan, cukup dimulai dari hati yang hadir dan tangan yang terulur. Di tengah sorotan publik, sikap visioner Mimik menegaskan bahwa kepemimpinan sejati adalah tentang empati yang diwujudkan dalam tindakan dan kepedulian.

Kisah ini bukan sekadar tentang seorang lansia dan gubuk reyotnya, tapi tentang semangat gotong royong yang masih hidup di tengah masyarakat. Di era digital yang serba cepat, langkah sederhana ini menyentuh banyak kalangan, membuktikan bahwa kabar baik masih bisa viral, asal tulus, nyata, dan menyentuh nurani.