Ruang.co.id ā Tak lama lagi, suara canda tawa anak sekolah dan pesantren di Surabaya, terdengar bersahutan di halaman sekolah. Ada semangat baru yang menyelimuti tahun ajaran (TA) baru kali ini. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengawali semester ganjil dengan gebrakan menyehatkan: Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) bagi semua siswa sekolah dan santri pesantren.
Program ini diluncurkan serentak oleh Kementerian Kesehatan RI sebagai bagian dari misi besar Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, dengan slogan āBersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045ā.
Di Surabaya, Dinas Kesehatan telah menggerakkan puskesmas-puskesmas untuk menyentuh anak-anak usia 7ā17 tahun, termasuk mereka yang tidak terakses sistem pendidikan formal.
āDengan deteksi dini, kami berharap dapat diberikan penanganan yang tepat untuk mencegah komplikasi, kecacatan, dan kematian,ā ujar Nanik Sukristina, Kepala Dinkes Surabaya, saat memantau simulasi PKG di SDN Kedung Cowek, Senin (7/7/2025).
Pemeriksaan mencakup aspek penting yang disesuaikan usia, dari gigi, mata, hingga kesehatan reproduksi dan status imunisasi.
Anak-anak usia SD akan dicek potensi penyakit menular dan gangguan tumbuh kembang, sementara remaja SMP dan SMA difokuskan pada skrining anemia, tekanan darah, dan penyakit kronis seperti hepatitis.
Yang menarik, PKG ini juga menyentuh mereka yang berada di luar jalur pendidikan formal. Anak-anak dari keluarga marginal tak luput dari perhatian.
Mereka bisa datang ke puskesmas tanpa dikenakan biaya alias gratis!, cukup membawa KIA atau kartu identitas anak.
Jika ada oknum pelayanan medis terkait yang menarik biaya, laporkan saja langsung ke Pemkot Surabaya atau lewat medsosnya Cak Eri, sapaan akrab Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
āProgram ini sangat membantu kami yang kesulitan ekonomi untuk mengakses layanan kesehatan rutin anak,ā ungkap Ayu Marlina, ibu dari tiga anak yang tinggal di kawasan Tambak Wedi. āSekarang saya mulai merasakan negara benar-benar hadir di keluarga kami,ā tambahnya.
Koordinasi lintas sektor berjalan rapi. Guru UKS, PJOK, dan pengasuh pesantren turut mendampingi siswa saat pemeriksaan berlangsung.
Dalam beberapa kasus, anak yang ditemukan berisiko tinggi akan langsung dirujuk ke layanan lanjutan.
Dengan langkah kecil tapi bermakna ini, Surabaya kembali meneguhkan diri sebagai kota yang peduli pada masa depan generasi anak.
Sehat sejak dini, kuat saat tumbuh, dan tangguh di masa depan. Itulah harapan besar dari sebuah program sederhana, namun berdampak luas yang dirasakan masyarakat terkait kesehatan anaknya.

