Surabaya, Ruang.co.id – Celana dalam merupakan pakaian dalam yang sangat dekat dengan kulit kita. Pilihan bahan dan ukurannya pun sangat berpengaruh pada kesehatan organ intim. Salah satu kesalahan umum yang sering dilakukan adalah memilih celana dalam yang terlalu ketat. Padahal, kebiasaan ini dapat memicu berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah infeksi jamur.
Mengapa Celana Dalam Ketat Memicu Infeksi Jamur?
Celana dalam yang terlalu ketat dapat menciptakan lingkungan yang lembap dan hangat di area genital. Kondisi ini sangat ideal bagi pertumbuhan jamur Jamur tumbuh subur di lingkungan yang hangat, lembap, dan gelap—kondisi yang bisa tercipta akibat penggunaan pakaian dalam yang terlalu ketat. Celana dalam ketat mengurangi sirkulasi udara dan meningkatkan kelembapan, menciptakan tempat yang ideal bagi pertumbuhan jamur seperti Candida, yang bisa menyebabkan infeksi pada vagina atau kulit di sekitar area genital.
Selain itu, gesekan yang disebabkan oleh pakaian dalam yang terlalu ketat juga dapat menyebabkan iritasi kulit. Ketika kulit teriritasi, penghalang alami kulit melemah, membuatnya lebih rentan terhadap infeksi jamur. Penggunaan bahan sintetis dalam pakaian dalam yang ketat juga bisa memperburuk kondisi ini, karena bahan-bahan tersebut
Gejala Infeksi Jamur Akibat Celana Dalam Ketat
Infeksi jamur pada area genital dapat menimbulkan gejala yang sangat mengganggu, seperti:
- Gatal-gatal: Rasa gatal yang intens, terutama setelah beraktivitas atau berkeringat.
- Rasa terbakar: Sensasi panas dan perih pada area genital.
- Kemunculan ruam: Ruam berwarna merah, bengkak, dan bersisik.
- Pembengkakan: Area genital terasa bengkak dan nyeri.
- Keputihan abnormal: Pada wanita, infeksi jamur dapat menyebabkan keputihan yang berwarna putih kental seperti keju cottage dan berbau amis.
Untuk mencegah infeksi jamur, sangat disarankan untuk mengenakan celana dalam yang longgar dan terbuat dari bahan yang bisa menyerap keringat, seperti katun. Penting juga untuk menjaga kebersihan area genital, menghindari penggunaan produk yang dapat mengiritasi kulit, dan memastikan area tersebut tetap kering. Jika mengalami gejala seperti gatal, kemerahan, atau keputihan yang tidak normal, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.