Sidoarjo, Ruang.co.id – Poltekkes Kemenkes Surabaya kembali menunjukkan komitmennya dalam mengatasi masalah kesehatan anak melalui program pengabdian masyarakat yang berfokus pada pencegahan stunting. Program yang diberi judul “Pemberdayaan dan Edukasi Wali Murid TK Dharma Wanita Persatuan Dukuhtengah tentang Pencegahan Stunting dan Penanganan Asupan Zat Besi dan Zinc” ini dilaksanakan di Desa Dukuhtengah, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo.
Kegiatan ini dipimpin oleh Lully Hanni Endarini, bersama tim yang terdiri dari Retno Sasongkowati dan Evy Diah Woelansari. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya asupan gizi yang seimbang, terutama zat besi dan zinc, dalam mencegah stunting pada anak usia dini.
Desa Dukuhtengah merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Sidoarjo yang masih menghadapi masalah stunting. Kondisi ini sering terjadi akibat kurangnya asupan gizi esensial seperti zat besi dan zinc yang sangat penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak. Menurut data terbaru, angka stunting di Kabupaten Sidoarjo masih cukup tinggi, sehingga intervensi edukatif dan tindakan preventif menjadi sangat dibutuhkan.
Lully Hanni Endarini, M.Farm, Apt, menyampaikan bahwa stunting pada anak sering disebabkan oleh kurangnya nutrisi selama 1.000 hari pertama kehidupan. “Stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga kemampuan kognitifnya. Dengan memberikan asupan zat besi dan zinc yang cukup, kita bisa mengurangi risiko stunting dan memberikan anak-anak masa depan yang lebih sehat,” ujarnya.
Program ini berfokus pada edukasi langsung kepada wali murid dan guru TK Dharma Wanita Persatuan Dukuhtengah tentang pentingnya nutrisi dalam mencegah stunting. Retno Sasongkowati menjelaskan bahwa pemahaman orang tua tentang pentingnya gizi yang seimbang masih perlu ditingkatkan. “Banyak orang tua belum menyadari pentingnya zat besi dan zinc untuk pertumbuhan anak. Kami memberikan edukasi yang mudah dipahami dan dapat langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Retno.
Evy Diah Woelansari menambahkan bahwa media edukasi yang dikembangkan dalam program ini akan memudahkan wali murid dalam menyusun menu kaya zat besi dan zinc. “Kami menciptakan media edukasi yang menarik secara visual agar wali murid dapat memahami pentingnya gizi, meskipun memiliki tingkat literasi yang rendah,” katanya.
Sebagai bagian dari program ini, tim pengabdian menciptakan berbagai media edukasi yang sederhana namun efektif, seperti video pembelajaran, poster, brosur, dan modul interaktif. Media ini dirancang untuk memudahkan para orang tua dan guru dalam memahami sumber-sumber makanan yang kaya zat besi dan zinc, seperti daging, ikan, telur, serta sayuran hijau.
Selain memberikan daftar makanan bergizi, media edukasi ini juga memberikan tips cara mengolah makanan agar tetap mempertahankan nilai gizinya. Dengan bantuan media ini, diharapkan wali murid mampu membuat pilihan makanan yang lebih sehat dan terjangkau bagi anak-anak mereka.
Program ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang dalam menurunkan angka stunting di Desa Dukuhtengah serta meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak di daerah tersebut. Dengan meningkatnya kesadaran para wali murid tentang pentingnya gizi, diharapkan mereka dapat menerapkan pola makan sehat dan bergizi bagi anak-anak mereka.
“Program ini lebih dari sekedar memberikan informasi, kami ingin memberdayakan masyarakat agar mereka bisa mengambil kendali lebih baik atas kesehatan anak-anaknya. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang nutrisi, kami optimis angka stunting di desa ini akan menurun secara signifikan,” pungkas Lully Hanni Endarini.
Melalui program ini, Poltekkes Kemenkes Surabaya berperan aktif dalam memerangi stunting dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak di Desa Dukuhtengah. Dengan kolaborasi antara tenaga pengajar dan masyarakat, serta pemanfaatan media edukasi yang efektif, diharapkan pengetahuan mengenai pentingnya gizi dapat menyebar luas dan memberikan dampak positif bagi generasi muda di masa depan.