Gempur TBC! Kasus Melonjak 1 Juta, Ini Alarm untuk Indonesia

kasus TBC meningkat 2025
Kasus TBC di Indonesia tembus 1 juta! Simak penyebab, solusi dari ahli, dan peran kita dalam memutus rantai penularan penyakit mematikan ini. Foto: Istimewa
Mascim
Mascim
Print PDF

Ruang.co.id – Indonesia sedang menghadapi tsunami kasus Tuberkulosis (TBC). Data terbaru Kementerian Kesehatan RI mengungkapkan, estimasi kasus TBC pada tahun 2025 mencapai 1.090.000 orang—angka yang memicu kekhawatiran di tengah upaya eliminasi global. Dr. Tiffany, Ketua Tim Kerja TBC Kemenkes RI, menjelaskan bahwa meski penemuan kasus mulai membaik pasca-pandemi COVID-19, tantangan seperti stigma sosial dan ketimpangan akses layanan kesehatan masih menjadi penghalang besar.

Presiden Joko Widodo telah menegaskan komitmennya menjadikan TBC sebagai isu prioritas nasional, bahkan menyinggungnya dalam berbagai kesempatan publik. Namun, di lapangan, perjuangan melawan penyakit yang menyerang paru-paru ini masih jauh dari kata selesai.

Mengapa Kasus TBC di Indonesia Terus Meningkat?

Dampak Pandemi COVID-19 pada Penanganan TBC

Selama pandemi, banyak fasilitas kesehatan yang mengalihkan fokus mereka ke penanganan COVID-19, sehingga deteksi dan pengobatan TBC terbengkalai. Pasien TBC yang seharusnya rutin berobat menjadi enggan mendatangi klinik karena takut tertular virus corona. Akibatnya, rantai penularan TBC tidak terputus, dan banyak kasus baru yang tidak terdeteksi.

Stigma dan Hoaks yang Memperparah Situasi

“Banyak masyarakat yang masih percaya mitos bahwa TBC adalah penyakit kutukan atau tidak bisa disembuhkan,” ungkap dr. Tiffany. Terapi Pencegahan TBC (TPT), yang seharusnya diberikan kepada orang-orang yang melakukan kontak erat dengan pasien, sering kali ditolak karena kurangnya pemahaman. Padahal, terapi ini bisa mencegah penyebaran bakteri Mycobacterium tuberculosis ke orang sehat.

Kendala Pendanaan dan Efisiensi Anggaran

Muhammad Hanif dari Stop TB Partnership Indonesia (STPI) menyoroti pembekuan dana bantuan USAID dan kebijakan efisiensi anggaran pemerintah yang berdampak pada program penanggulangan TBC. Padahal, dana tersebut sangat dibutuhkan untuk memperluas skrining, memperkuat edukasi masyarakat, dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan di daerah terpencil.

Baca Juga  Heboh! 9 Jajanan 'Halal' Ini Ternyata Disusupi Babi – BPOM Buru Pelaku!
Komunitas sebagai Garda Terdepan dalam Perang Melawan TBC

Dr. Henry Diatmo, Direktur Eksekutif STPI, menekankan bahwa komunitas lokal adalah ujung tombak dalam upaya penanggulangan TBC. Mereka berperan sebagai detektor dini dengan memantau gejala TBC di lingkungan sekitar, mendampingi pasien selama masa pengobatan yang panjang, serta memberikan edukasi untuk melawan stigma negatif.

Salah satu inisiatif terbaru adalah platform LaporTBC, yang memungkinkan pasien dan penyintas melaporkan masalah sosial yang mereka hadapi—mulai dari diskriminasi hingga kesulitan mengakses obat. Dengan adanya sistem ini, diharapkan lebih banyak pasien yang merasa aman untuk mencari pertolongan medis tanpa takut dikucilkan.

Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Membantu?

Peningkatan kasus TBC bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama. Setiap orang bisa berkontribusi dengan cara sederhana, seperti mengenali gejala TBC sejak dini—batuk berkepanjangan, demam, dan penurunan berat badan drastis—dan segera memeriksakan diri jika mengalami tanda-tanda tersebut.

Selain itu, dukungan terhadap program skrining TBC gratis di puskesmas atau rumah sakit terdekat juga sangat berarti. Yang tak kalah penting adalah melawan stigma dengan memberikan dukungan moral kepada pasien dan penyintas, karena TBC bukanlah aib melainkan penyakit yang bisa disembuhkan dengan pengobatan tepat waktu.

Bersatu untuk Indonesia Bebas TBC

Lonjakan kasus TBC adalah peringatan keras bagi semua pihak. Namun, dengan kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, komunitas, dan masyarakat umum, target eliminasi TBC 2030 masih mungkin dicapai.

Catatan Redaksi:

Data diambil dari keterangan resmi Kemenkes RI dan Stop TB Partnership Indonesia.
Jika Anda atau keluarga mengalami gejala TBC, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.

Artikel ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kesadaran, tetapi juga mendorong aksi nyata dalam memerangi TBC. Bagikan informasi ini agar semakin banyak orang yang teredukasi dan tergerak untuk berkontribusi!

Baca Juga  Bimtek Nasional Demokrat Pacitan, Kader Gerakkan Mesin Partai Menuju 2029