Ruang.co.id – Dalam kapasitasnya sebagai pemimpin organisasi Islam terkemuka, Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., yang membawahi Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) dan Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu), melayangkan sebuah seruan. Sebagai pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah, panggilan ukhuwah ini secara khusus ditujukan pada para guru, kiai, santri, dan seluruh alumni pesantren yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, bahkan hingga mancanegara. Senin, (16/12/2025). Inti dari seruan tersebut adalah sebuah ajakan untuk menghadiri dan mengikuti acara “Istighosah dan Doa Bersama” secara langsung maupun virtual, sebuah ikhtiar spiritual kolektif yang dirancang untuk memohon keselamatan bangsa.
Acara doa dan istighosah ini hadir dengan konteks yang mendalam. Tujuannya bersifat multidimensi, menyentuh aspek spiritual, sosial, dan lingkungan. Lapisan pertama bertujuan untuk mendoakan keselamatan bangsa Indonesia secara keseluruhan dari segala bentuk malapetaka, dengan perhatian khusus pada wilayah Jawa Timur dan daerah-daerah lain. Namun, lebih dari sekadar permohonan, acara ini juga dimaksudkan sebagai medium penyadaran publik. “Istighosah, itu juga dimaksudkan untuk menghimbau agar mereka-mereka yang telah melakukan perusakan hutan,” ujarnya, yang secara langsung dikaitkan dengan terjadinya bencana alam di Aceh dan Sumatra. Himbauan serupa juga dilayangkan kepada para pelaku penambangan ilegal, agar menghentikan aksi yang merusak bumi Indonesia tercinta.
Permohonan doa ini kemudian merambah ke ranah politik bangsa dengan nada yang tegas. Terdapat seruan agar “pengkhianat-pengkhianat bangsa ini, mohon berhenti melakukan pengkhianatan.” KH. Asep Saifuddin Chalim mengajak seluruh elemen untuk mengikuti langkah-langkah Presiden Prabowo Subianto, yang orientasinya diyakini ingin mewujudkan cita-cita luhur kemerdekaan: kesejahteraan yang adil dan makmur serta tegaknya keadilan. Keyakinan yang kuat disampaikan bahwa jika kesadaran bersama ini terwujud, cita-cita Indonesia Emas 2045 bukan sekadar wacana, tetapi akan benar-benar menjadi kenyataan yang gemilang.
Pelaksanaan acara istighosah virtual nasional ini dirancang dengan memanfaatkan teknologi untuk menjangkau partisipan seluas mungkin. “BISA DI IKUTI secara Virtual melalui Youtube chanel UAC TV dan JKSN TV,” jelasnya. Acara spiritual penting ini dijadwalkan pada Hari Rabu, 17 Desember 2025, tepat pada pukul 18.00 WIB. Pemilihan platform digital ini menunjukkan adaptasi tradisi keagamaan dengan era modern, memungkinkan ribuan bahkan puluhan ribu orang untuk terhubung dalam satu jaringan doa tanpa batas geografis, mencerminkan semangat kebersamaan umat Islam di dunia digital.
Ruang lingkup doa dalam acara istighosah akbar ini pun sangat inklusif dan spesifik. Selain untuk bangsa, doa juga dipanjatkan secara khusus bagi para pemimpin yang dianggap sedang berkiprah untuk rakyat. Nama-nama seperti Presiden Prabowo, Dr. Hj. Khofifah Indar Parawansa (Gubernur Jawa Timur), dan Masbara (Bupati Mojokerto Kabupaten) disebutkan secara eksplisit sebagai pihak yang didoakan. Filosofi yang mendasarinya adalah keyakinan bahwa “kiprah seorang pemimpin untuk rakyatnya harus diorientasikan untuk kepentingan rakyat.” Dengan demikian, munajat bersama ini bukan hanya ritual vertikal antara hamba dan Tuhannya, tetapi juga sebuah pernyataan sikap horizontal yang menekankan pentingnya kepemimpinan yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat, keadilan sosial, dan keberpihakan pada lingkungan. Melalui kombinasi antara doa, himbauan moral, dan dukungan konstruktif, acara ini diharapkan menjadi pemantik kesadaran kolektif menuju Indonesia yang lebih baik, selamat dari bencana, dan maju menuju masa depan yang diimpikan bersama.

