Ruang.co.id – Suasana khidmat mengisi Aula Musdalifah, Asrama Haji Embarkasi Surabaya, Jumat (25/4/2025), ketika 23 anggota Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya resmi dilantik. Acara yang dipimpin Asisten III Pemprov Jatim, Akhmad Jazuli ini, bukan sekadar formalitas. Ini adalah sinyal dimulainya misi besar: melayani 36.457 jemaah haji dari Jawa Timur, Bali, hingga NTT dengan prinsip “Ramah Lansia & Disabilitas”.
Tahun ini, Surabaya menjadi salah satu dari 14 embarkasi haji Indonesia yang harus memastikan setiap jemaah, terutama kelompok rentan, mendapat pelayanan paripurna. Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur, lewat sambutan Jazuli, menegaskan bahwa tugas PPIH adalah “membangun citra Indonesia di mata dunia” melalui tiga pilar: membina, melayani, dan melindungi.
Tema “Haji Ramah Lansia & Disabilitas” bukan sekadar jargon. Muchlis Muhammad Hanafi, Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag RI, memaparkan bahwa 97 kloter dari Surabaya harus dipastikan memiliki aksesibilitas tinggi. Mulai dari pendaftaran, embarkasi, hingga pemondokan di Tanah Suci.
“Kami tak hanya mengandalkan fasilitas fisik seperti kursi roda atau jalur khusus. Tapi juga pelatihan intensif bagi petugas untuk memahami psikologis jemaah lansia dan disabilitas,” ujar Hanafi. Data Kemenag menunjukkan, 15% jemaah haji Indonesia 2025 berusia di atas 65 tahun, dan 3% menyandang disabilitas fisik.
Pasca-pelantikan, rangkaian persiapan teknis langsung digeber. Salah satunya adalah uji coba makanan (meal test) yang melibatkan perwakilan jemaah. Menu seperti nasi kebuli, sayur lodeh, dan buah segar diuji dari segi rasa, kebersihan, dan kandungan gizi. “Ini kritikal karena jemaah lansia butuh asupan tinggi protein tapi mudah dicerna,” jelas dr. Fitri dari Dinkes Jatim.
Tak hanya itu, kolaborasi 12 instansiāmulai dari Imigrasi, Bea Cukai, hingga RS Haji Surabayaādikoordinasikan untuk antisipasi darurat. “Contohnya, kami siapkan posko kesehatan 24 jam di Bandara Juanda untuk jemaah yang transit,” tambah Akhmad Sruji Bahtiar, Kakanwil Kemenag Jatim.
Embarkasi Surabaya akan memberangkatkan kloter pertama pada 1 Mei 2025, didominasi jemaah dari Tulungagung. Dengan 35.168 jemaah asal Jatim, plus ratusan dari Bali dan NTT, tantangan terbesar adalah manajemen arus di Asrama Haji. Solusinya, PPIH menerapkan sistem check-in berbasis zonasi untuk menghindari penumpukan.
“Kami juga menyiapkan 300 relawan khusus pendamping lansia,” papar Siti Aminah, Koordinator PPIH Bidang Pelayanan. Langkah ini sejalan dengan arahan Kemenag agar rasio pendamping dan jemaah lansia maksimal 1:5.
Pelantikan PPIH Embarkasi Surabaya 2025 adalah bukti keseriusan Indonesia dalam revolusi layanan haji. Dengan pendekatan “human-centered design” dan kolaborasi lintas sektor, target zero complaint bukan lagi mimpi. Bagi calon jemaah, informasi detail bisa diakses via aplikasi Jemaah Haji Kemenag atau hubungi Call Center 14049.

