Ruang.co.id – Setiap usai Lebaran, banyak warga desa di Jawa Timur berbondong-bondong pergi ke kota besar seperti Surabaya untuk mengadu nasib. Fenomena ini menjadi perhatian serius Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elistianto Dardak. Menurutnya, kebiasaan ini sebaiknya dihentikan karena peluang sukses di kota besar tidak selalu lebih baik, sementara pemerintah telah menyiapkan berbagai program pengembangan desa.
Emil menegaskan bahwa perekonomian di kota besar saat ini juga tidak dalam kondisi ideal. Banyak pekerja yang kesulitan mendapatkan penghasilan layak, sementara biaya hidup di kota jauh lebih tinggi. “Saya menghimbau warga desa di Jatim untuk tidak perlu datang ke kota besar mengadu nasib. Nasib di kota belum tentu lebih baik, sedangkan di desa sudah banyak program pemerintah untuk membangun ekonomi lokal,” ujarnya usai menghadiri rapat paripurna DPRD Jatim.
Pemerintah pusat telah mengalokasikan dana desa, sementara pemerintah provinsi dan kabupaten juga memiliki berbagai inisiatif untuk memperkuat perekonomian desa. Beberapa program yang sedang digalakkan antara lain pengembangan wisata desa, pembukaan lapangan kerja lokal, serta penyediaan akses internet melalui hotspot di titik-titik strategis. “Dengan adanya fasilitas ini, warga desa bisa berkomunikasi, bertransaksi bisnis, bahkan memasarkan produk tanpa harus pergi ke kota,” jelas Emil.
Meski demikian, bagi warga yang sudah terlanjur merantau ke kota, Emil tidak menyarankan pemerintah kota untuk mengusir mereka. Namun, ia mengingatkan bahwa hidup di kota besar penuh tantangan, mulai dari biaya hidup tinggi hingga persaingan kerja yang ketat. “Bagi yang sudah terlanjur ke kota, kami tidak melarang, tetapi mereka harus siap dengan konsekuensinya. Jika ternyata tidak mampu bertahan dan masih memiliki ongkos pulang, sebaiknya segera kembali ke desa,” tegasnya.
Emil, yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Jatim, menekankan bahwa desa kini memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Dengan memanfaatkan program pemerintah, warga bisa membangun usaha mandiri tanpa harus meninggalkan kampung halaman. “Kami terus mendorong pembangunan desa agar warga tidak merasa harus merantau untuk mendapatkan kehidupan yang layak,” tandasnya.
Dengan demikian, Emil berharap fenomena urbanisasi pasca-Lebaran dapat berkurang seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dan infrastruktur di desa-desa Jawa Timur.