Surabaya, Ruang.co.id – Siapa yang tak pernah terbangun tengah malam dengan jantung berdebar kencang setelah mimpi buruk? Mimpi yang seharusnya menjadi dunia imajinasi yang indah, justru berubah menjadi mimpi buruk yang menakutkan.
Pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa mimpi buruk bisa begitu mengganggu? Apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya?
Mimpi buruk seringkali menjadi pengalaman yang mengganggu dan membuat kita merasa tidak nyaman. Mimpi-mimpi menakutkan ini dapat mengganggu kualitas tidur dan bahkan memicu kecemasan saat terjaga.
Lantas, apa sebenarnya penyebab kita sering mengalami mimpi buruk?
Stres dan Kecemasan
Stres dan kecemasan menjadi salah satu penyebab utama mimpi buruk. Tekanan pekerjaan, masalah hubungan interpersonal, atau kondisi keuangan yang tidak stabil dapat memicu pikiran negatif yang berkelanjutan, bahkan saat kita tidur.
Pikiran-pikiran ini kemudian termanifestasi dalam bentuk mimpi buruk yang mencerminkan kecemasan yang kita rasakan. Kecemasan yang mendalam, seperti gangguan kecemasan umum atau gangguan panik, juga dapat meningkatkan frekuensi mimpi buruk.
Trauma
Pengalaman traumatis, baik di masa lalu maupun baru-baru ini, seringkali meninggalkan bekas psikologis yang dalam.
Trauma dapat memicu respons stres yang berkepanjangan, yang pada akhirnya dapat memanifestasikan diri dalam mimpi buruk. Mimpi buruk ini seringkali menghidupkan kembali peristiwa traumatis, sehingga membuat individu merasa tertekan dan cemas.
Obat-obatan dan Alkohol
Konsumsi obat-obatan tertentu, terutama obat-obatan depresi atau obat-obatan yang memengaruhi sistem saraf pusat, dapat memicu mimpi buruk.
Beberapa jenis obat-obatan ini dapat mengganggu pola tidur alami dan menyebabkan mimpi yang lebih intens, termasuk mimpi buruk.
Selain itu, konsumsi alkohol berlebihan juga dapat mengganggu kualitas tidur dan meningkatkan risiko mengalami mimpi buruk.
Gangguan Tidur
Gangguan tidur seperti insomnia, apnea tidur, atau gangguan tidur lainnya dapat meningkatkan frekuensi mimpi buruk.
Ketika seseorang mengalami kesulitan tidur atau sering terbangun di tengah malam, kualitas tidur mereka akan terganggu.
Hal ini dapat menyebabkan otak menjadi lebih aktif selama fase tidur REM, yang merupakan fase di mana mimpi terjadi. Akibatnya, mimpi buruk menjadi lebih sering muncul.
Pola Makan
Pola makan yang tidak sehat, terutama mengonsumsi makanan berat atau tinggi kafein menjelang tidur, dapat mengganggu kualitas tidur dan memicu mimpi buruk.
Makanan berat dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan membuat tubuh sulit untuk rileks, sedangkan kafein dapat merangsang sistem saraf dan membuat kita sulit tidur nyenyak.
Faktor Genetik
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan mengalami mimpi buruk dapat diturunkan secara genetik.
Artinya, jika orang tua Anda sering mengalami mimpi buruk, kemungkinan Anda juga akan mengalaminya. Faktor genetik ini dapat memengaruhi struktur otak dan kimiawi otak yang terkait dengan pengaturan tidur dan mimpi.
Demam dan Penyakit
Demam tinggi, terutama pada anak-anak, seringkali disertai dengan mimpi buruk. Hal ini mungkin disebabkan oleh perubahan suhu tubuh yang mengganggu siklus tidur dan meningkatkan aktivitas otak.
Selain demam, beberapa penyakit tertentu, seperti gangguan kecemasan atau depresi, juga dapat meningkatkan risiko mengalami mimpi buruk.
Untuk mengatasai gangguan mimpi buruk, cobalah beberapa langkah yang mungkin dapat Anda lakukan. Tenangkan pikiran dengan meditasi atau yoga, atur jadwal tidur yang teratur, dan ciptakan suasana kamar yang nyaman dan menenangkan. Hindari konsumsi kafein dan alkohol sebelum tidur untuk tidur yang lebih nyenyak.
Jika mimpi buruk terus berlanjut dan sangat mengganggu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli.