Surabaya, Ruang.co.id – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) kembali mengukir prestasi gemilang di kancah internasional. Achmad Syafiuddin, Ph.D., dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat, masuk daftar 2% Ilmuwan Teratas Dunia versi Stanford University dan Elsevier tahun 2024. Ini adalah kali keempat berturut-turut sejak 2021. Syafiuddin dikenal atas kontribusinya dalam penelitian teknologi pemurnian air, yang telah diakui secara global.
Teknologi inovatif UNUSA-Water, hasil riset Achmad Syafiuddin, telah diaplikasikan di berbagai pesantren dan daerah sulit akses air bersih, termasuk di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Riau. Teknologi sederhana namun efektif ini telah menjadi solusi penting dalam mengatasi masalah air bersih di komunitas-komunitas tersebut. Lebih dari 2400 penelitian di seluruh dunia mengutip karya-karyanya yang tercatat dalam database Scopus.
Achmad Syafiuddin menjelaskan bahwa teknologi UNUSA-Water telah mendapat dukungan dari pemerintah, BUMN, serta sektor industri. “Saya bersyukur bisa mengembangkan riset yang memberikan dampak besar bagi masyarakat Indonesia, terutama di pesantren. Pengakuan internasional ini menjadi motivasi untuk terus berinovasi,” katanya.
Selain UNUSA-Water, Syafiuddin juga mengembangkan UNUSA-Incinerator untuk pengelolaan limbah di pesantren, yang diproduksi melalui Center for Environmental Health of Pesantren, lembaga riset yang dipimpinnya. Kerja sama dengan universitas terkemuka dunia turut memperkuat hasil riset yang memberikan dampak langsung bagi kesehatan lingkungan di pesantren.
Stanford University dan Elsevier menyusun daftar 2% Ilmuwan Teratas Dunia berdasarkan analisis sitasi, H-index, dan kontribusi ilmiah. Achmad Syafiuddin menempati peringkat ke-23 dari 150 ilmuwan asal Indonesia dalam kategori Single-Year Impact 2024. Ini menunjukkan relevansi dan dampak risetnya yang berkelanjutan di bidang kesehatan lingkungan.
Keberhasilan Achmad Syafiuddin tak lepas dari dukungan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. Menurut Wakil Rektor I Unusa, Prof. Kacung Marijan, “Prestasi ini membuktikan bahwa riset di Unusa mampu bersaing di level global. Masuknya Achmad Syafiuddin dalam daftar 2% Ilmuwan Teratas Dunia adalah kebanggaan besar, tidak hanya bagi Unusa, tetapi juga bagi Indonesia.”
Unusa terus mendorong pengembangan riset dengan menyediakan fasilitas laboratorium canggih, pusat riset interdisipliner, serta program kolaborasi internasional. Hal ini memungkinkan peneliti seperti Syafiuddin untuk menghasilkan riset inovatif yang berdaya guna.
Syafiuddin mengungkapkan harapannya agar prestasinya dapat memotivasi para akademisi di Indonesia untuk terus menjaga kualitas riset. “Pencapaian ini adalah hasil kerja sama banyak pihak. Saya berharap peneliti Indonesia fokus pada riset berkualitas yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat.”
Sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unusa, Syafiuddin percaya bahwa riset ilmiah adalah fondasi penting bagi pembangunan bangsa. Ia berharap, teknologi pemurnian air dan inovasi lainnya dapat terus berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Menurut Prof. Kacung Marijan, prestasi ini adalah langkah strategis Unusa menuju QS World University Ranking. “Kami akan terus mendorong dosen dan peneliti untuk menghasilkan riset inovatif yang berdampak secara global,” ujarnya. Dengan pencapaian seperti ini, Unusa semakin memperkuat posisinya sebagai institusi pendidikan yang berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan internasional.