Persibo Bojonegoro vs Deltras FC, Drama Liga 2 yang Menggetarkan Hati

pemain persibo ogah main deltras lolos 8 besar liga 2
Foto @persiboofficial
Ruang Wawan
Ruang Wawan
Print PDF

Surabaya, Ruang.co.id – Pertandingan lanjutan Liga 2 antara Persibo Bojonegoro dan Deltras FC di Stadion Sasana Krida, Yogyakarta, Sabtu (18/1), berubah menjadi drama penuh emosi. Bukannya berlaga di lapangan, para pemain Persibo justru memilih berdiri di pinggir lapangan mengenakan kaos bertuliskan #justiceforsepakbolaindonesia. Keputusan ini memantik perhatian publik sepak bola Indonesia.

Keputusan mengejutkan ini bukan tanpa alasan. Manajemen Persibo menyebut ketidakadilan sebagai akar dari aksi protes ini. Dalam laga sebelumnya di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo (11/1), beberapa pemain Persibo menjadi korban kekerasan, baik oleh pemain Deltras maupun suporter. Luka di wajah hingga pendarahan dialami pemain mereka, tetapi tidak ada kartu merah yang dikeluarkan wasit.

Yang lebih aneh, menurut Presiden Klub Persibo Bojonegoro, Deddy Adrianto Wibowo, pemain yang cedera akibat insiden tersebut dilarang diganti. “Tidak masuk akal, pemain tidak boleh diganti padahal sudah dipukul-pukul. Sementara wasit diganti. Tidak ada kartu merah satu pun,” ungkap Deddy dengan nada kecewa.

Deddy menegaskan, Persibo bersedia bermain jika regulasi ditegakkan. Namun, melihat situasi yang ada, mereka memilih pasrah kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator Liga 2. “Persibo mau main kalau sesuai regulasi. Sekarang terserah saja Liga (PT LIB) mau apa,” tambahnya.

Sayangnya, PT LIB tetap memutuskan pertandingan yang digelar di Yogyakarta ini berakhir dengan skor 3-0 untuk kemenangan Deltras FC. Keputusan tersebut mengacu pada Pasal 18 Regulasi Kompetisi Liga 2 yang menyatakan klub yang menolak bertanding otomatis kalah.

Aksi Persibo memicu perdebatan luas di media sosial. Tagar #justiceforsepakbolaindonesia menggema sebagai simbol keprihatinan terhadap keadilan di dunia sepak bola nasional. Sejumlah pecinta bola mendukung aksi Persibo, menganggap keberanian mereka layak diapresiasi.

Baca Juga  Anniversary Game ke 97, Persebaya Fokus Latihan Taktikal

Namun, tidak sedikit pula yang mempertanyakan langkah ini. “Liga harus dijalankan sesuai aturan, tetapi jika ada ketidakadilan seperti ini, bagaimana nasib klub-klub kecil?” tulis salah satu komentar di akun resmi Liga 2.

Kisruh seperti ini menjadi gambaran tantangan besar yang harus dihadapi Liga 2. Insiden antara Persibo Bojonegoro dan Deltras FC menyoroti pentingnya transparansi dan keadilan dalam kompetisi. Tanpa hal tersebut, sepak bola Indonesia akan terus menghadapi hambatan dalam membangun kepercayaan publik.

Pertandingan ini bukan sekadar soal skor akhir 3-0 untuk Deltras FC. Drama yang terjadi memperlihatkan betapa mendesaknya reformasi dalam pengelolaan liga. Pertanyaan seperti “Pemain Persibo ogah main Deltras lolos 8 besar liga, apa yang sebenarnya terjadi?” menjadi cerminan keresahan publik. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk menjaga marwah sepak bola Indonesia.