Setelah Viral di Medsos, Proyek Betonisasi Betro-Gedangan Disidak Wabup, Kini Beri Solusi Ramah Warga

betonisasi Viral Betro
Sidak Wabup Mimik atas proyek betonisasi Betro-Gedangan hadirkan solusi ramah warga usai viral dan menuai protes di media sosial. Foto: Dok/Ist
Ruang Nurudin
Ruang Nurudin
Print PDF

Sidoarjo, Ruang.co.id – Sebuah proyek infrastruktur betonisasi Jalan Raya Betro – Gedangan, yang sebelumnya sempat viral divideokan di media sosial, karena dianggap menyulitkan pedagang kecil dan warga sekitar, kini direspon Wakil Bupati (Wabup) Mimik Idayana langsung hadir dengan sentuhan baru yang lebih humanis dan memberikan solusi penyelesaiannya.

Menanggapi keresahan tersebut, Wakil Bupati Sidoarjo, Mimik Idayana, turun langsung ke lokasi proyek dan memastikan perubahan cepat dilakukan. “Insyaallah sudah ditemukan solusi atas keluhan itu. Masyarakat mau menerimanya dengan penambahan urukan. Kita kasih jalan untuk sepeda motor agar bisa keluar-masuk rumah,” tegasnya saat Sidak, Minggu (1/6/2025).

Pekerjaan utama pemasangan U-ditch (saluran drainase beton) itu tetap berjalan, setelah diperintahkan oleh Wabup Mimik untuk dilengkapi dengan penambahan material urukan di sisi saluran.

Tujuannya jelas, mempermudah akses warga keluar-masuk rumah serta menjaga roda ekonomi lokal tetap berputar. Sebuah kebijakan adaptif yang patut diapresiasi.

Langkah ini muncul usai gelombang protes dari masyarakat yang merasa tidak diuntungkan akibat ketinggian U-ditch. Pedagang kecil bahkan sempat kehilangan pembeli karena akses jalan yang terganggu.

Tak hanya menenangkan publik, sidak ini juga memperkuat komitmen Pemkab Sidoarjo terhadap prinsip pembangunan inklusif dan berkelanjutan. Wabup Mimik mengingatkan, pentingnya perencanaan matang, agar pembangunan fisik tidak menghasilkan masalah sosial maupun lingkungan di kemudian hari.

“Jangan sampai kita meninggikan jalan dengan betonisasi, tetapi dampaknya itu banjir. Karena tidak ada saluran air yang dapat mengalir sesuai fungsinya ke rumah warga di sepanjang betonisasi,” ujar Mimik, menekankan pentingnya fungsi drainase sebagai bagian tak terpisahkan dari proyek.

Sementara itu, Kepala Dinas PUBM dan SDA Sidoarjo, Dwi Eko Saptono, menjelaskan secara teknis alasan ketinggian jalan hingga 60 sentimeter. Menurutnya, kondisi muka air sungai Mangetan yang rawan meluap saat hujan ekstrem menjadi pertimbangan utama.

Baca Juga  Direkomendasi PAN, Mas Iin Tunggu PKB Mengusungnya di Pilkada Sidoarjo

Untuk itu, sheetpile beton penahan tanah dan U-ditch besar (90–110 cm) dipasang sebagai pengaman sekaligus penyalur air yang efektif. Dwi memastikan bahwa opritan untuk setiap rumah akan dibangun oleh pelaksana proyek, tanpa membebani warga.

Dengan pendekatan teknis yang matang dan solusi sosial yang konkret, proyek ini kini menjadi teladan. Dari kontroversi, lahirlah kolaborasi. Dari protes, tercipta inovasi. Sebuah pembangunan cerdas yang bukan hanya kokoh di atas material beton, tapi juga kuat di hati masyarakat.