Sidoarjo, Ruang.co.id ā Di tengah kolam sederhana di Desa Popoh, Kecamatan Wonoayu, air yang tenang itu menyimpan gelisah. Bukan karena arus banjir atau badai luapan sungai, melainkan karena ketidakpastian masa depan. Namun H. Supriono Anggota Komisi B DPRD Sidoarjo, yang akrab disapa āAbah Priā oleh konstituantenya, dalam agenda resesnya memilih turun langsung ke jantung denyut ekonomi kecil budidaya ikan air tawar. Jumat siang (20/6).
Di situlah ia bertemu dengan Budiono, seorang pembudidaya ikan yang selama tujuh tahun setia menjaga kolamnya, walau berkali-kali hampir gulung tikar karena minimnya dukungan.
āKedatangan Abah Pri di tempat kami, akan tahu apa keluh kesah dan permasalahan kami menjalankan usaha budidaya ikan dan benih ikan ini,ā ujar Budiono.
Bukan Cuma Mendengar, Tapi Membawa Jawaban
Supriono tak hanya mendengar, di kunjungan agenda resesnya ia mencatat, mencermati, lalu menegaskan satu komitmen, Pokok – Pokok Pikiran (Pokir) warga konstituantenya, akan direalisasikan dalam bentuk tiga kolam bantuan lengkap dengan perangkatnya bagi kelompok petani ikan di Desa Popoh.
āKalau Sidoarjo bisa jadi supplier benih ikan sendiri, kenapa harus ambil dari luar? Kita punya air, tenaga, semangat. Tinggal satu: keberpihakan,ā tegas Supriono di hadapan warga, Sabtu (21/6/2025).
Ia menekankan pentingnya kolaborasi, petani sebagai pelaku, pemerintah sebagai pendukung kebijakan, dan DPRD sebagai penghubung cita-cita rakyat dengan roda anggaran.
Antara Benih Ikan dan Benih Perubahan Semangat
Budiono yang kerap pasrah saat harus bersaing dengan benih dari luar daerah, kini kembali punya mimpi. Ia ingin Desa Popoh tak hanya dikenal sebagai penghasil ikan, tapi juga pencetak masa depan.
āEman (sangat disayangkan), kalau benih dari sini nggak dipakai. Padahal iklimnya cocok, airnya stabil. Tinggal kami ini dibantu permodalannya untuk kuat berdiri,ā ujarnya penuh semangat.
Pokir: Suara Rakyat, Bukan Gimik Politik
Supriono menolak pandangan sinis soal Pokir yang disebut āpemborosan anggaranā. Ia mengingatkan, Pokir adalah hasil reses, suara rakyat yang dibawa masuk ke dalam RKPD dan APBD, bukan untuk kepentingan pribadi.
āKalau saya perjuangkan kolam untuk petani. Tapi karena saya tahu, dari kolam itulah anak-anak mereka bisa sekolah, dapur tetap mengepul, dan harga diri mereka terjaga,ā kata Supriono lantang.
Pernyataan itu sekaligus menjawab sindiran Bupati Subandi yang sempat menyebut Pokir sebagai ajang āhambur uangā sebelum akhirnya meminta maaf dalam sidang paripurna.
Di Balik Air yang Tenang, Ada Getar Perjuangan
Di Desa Popoh, air kolam mungkin tetap tenang. Tapi di dasar kolam itu, lahir harapan baru. Abah Pri telah menyentuh bukan hanya tanah dan air, tapi hati rakyat yang lama tak tersapa.
Kunjungan Supriono menjadi titik balik semangat warga. Ia menegaskan langkah kecil seperti ini adalah bagian dari visi besar Presiden Prabowo Subianto soal swasembada pangan nasional.

