Ijazah Ditahan Karena Tak Bayar Infaq Lalu “Lapor Buwas”, Kini Bisa Diambil Gratis

Ijazah Gratis
Ijazah alumni MAN Sidoarjo akhirnya bisa diambil gratis setelah curhatnya viral di “Lapor Buwas” dan ditanggapi Gubernur Jatim. Foto: Istimewa
Ruang Nurudin
Ruang Nurudin
Print PDF

Sidoarjo, Ruang.co.id — Di balik senyum hangat Kharisma Nur Hikmah, tersimpan kisah perjuangan sunyi yang akhirnya tembus ke ruang publik. Siswi alumni Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Sidoarjo itu, harus menahan asa selama tiga tahun karena ijazahnya tertahan akibat tunggakan infaq sekolah sebesar Rp 2 juta dan SPP tiga bulan senilai Rp 600 ribu.

Namun, keberaniannya menyuarakan keresahan di media sosial, menjadi pemantik perubahan. Kisah Kharisma viral. Publik tersentuh. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa pun turut memberi perhatian.

“Alhamdulillah, senang sekali akhirnya ijazah sudah saya ambil pagi ini. Untuk teman-teman alumni yang belum ambil ijazah, buruan langsung saja, sekarang gratis, tidak ada pungutan lagi,” ungkap Kharisma usai menerima ijazahnya, Sabtu pagi, 28 Juni 2025, kepada Ruang.co.id.

Mahasiswi semester enam di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) itu mengaku, sempat pasrah saat ijazahnya tertahan. Ia sudah bekerja sambil kuliah, namun biaya pelunasan terasa berat. Ketika curhatnya ramai diperbincangkan, jalan terbuka. Sekolah akhirnya membebaskan seluruh tunggakan.

“Untuk tunggakan saya, hari ini dinolkan alias tanpa biaya sepeser pun. Terima kasih kepada semua pihak, khususnya teman-teman media yang telah membantu menyuarakan masalah saya,” ujarnya penuh haru.

Cerita Kharisma bukan satu-satunya. Seorang alumni berinisial NA juga menyebut ijazahnya masih tertahan karena belum mampu melunasi infaq sekitar satu juta rupiah. “Saya sudah coba mengambil, tapi belum bisa karena belum lunas. Kalau SPP saya sudah lunas,” tutur NA saat dikonfirmasi Jumat, 27 Juni 2025.

Fenomena ini menarik perhatian publik. Aktivis tokoh budaya Sidoarjo, Sujani, yang dikenal dengan sebutan “Bupati Swasta/ Buwas”, menyampaikan keprihatinannya atas praktik penahanan ijazah di sekolah negeri berbasis keagamaan.

Baca Juga  Silaturahmi Organisasi Wanita Bakorwil III Malang Menyulam Sinergi untuk Kesejahteraan Keluarga di Jawa Timur

“Sekolah itu tempat mendidik anak menjadi insan berilmu. Tapi kalau ijazah ditahan, bukankah itu justru menghalangi masa depan mereka?” tegas Sujani kepada Ruang.co.id.

Masalah penahanan ijazah di sekolah itupun juga direspon dan ditindaklanjuti Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa.

Menanggapi sorotan ini, pihak MAN Sidoarjo akhirnya mengeluarkan kebijakan baru, seluruh ijazah siswa yang tertahan dapat diambil tanpa perlu melunasi tunggakan alias digratiskan.

Kharisma mengaku berterima kasih atas upayanya mencari keadilan mendapat respon dari teman-teman media dan pihak lainnya, sehingga kasusnya menjadi viral hingga mendapat tanggapan dari Pimpinan Pejabat di Jatim.

“Terima kasih kepada teman-teman media, Bu Khofifah yang sudah membantu terkait permasalahan yang saya alami, hingga sampai sekarang ijazah saya dikasihkan oleh pihak guru BK,” Ujar mahasiswi semester 6 Umsida Sidoarjo ini.

Permasalahan penahan Ijazah sekolah ini bermula dari yang bersangkutan sempat curhat di akun medsos TikTok “Lapor Buwas”. Kemudian ditindaklanjuti bertemu darat testimoni validasi masalahnya.

Pertemuan itu, Buwas mencoba untuk menjembataninya, dengan meneruskannya Lapor Buwas di sejumlah WAG, termasuk di WAG “Ruang Publik Sidoarjo (RPS)”, untuk ditindaklanjuti kepada pihak – pihak yang berwenang.

Sujani, juga mencoba menghubungkan dengan kepala sekolah terkait, dan sejumlah media siber, agar dapat diselesaikan dengan sebaik – baiknya.

“Jadi, Alhamdulillaah Lapor Buwas terkait Ijazah di MAN sudah di closing oleh pihak sekolah, dan ada tindak lanjut solusi yang baik dari sekolah, alumni siswa yang ijazahnya tertahan diambil secara gratis,” ungkap Sujani.

Sujani mengaku bersyukur dengan adanya Lapor Buwas ini yang tujuannya ingin memberikan partisipasi kepada pemerintah dan masyarakat.

“Kami bersyukur, banyak warga yang mempercayakan Lapor Buwas untuk menjembatani permasalahan yang dialami warga Sidoarjo, yang tidak tidak berani atau tidak tahu cara melaporkan masalah yang dialaminya. Sehingga Lapor Buwas ini menjadi salah satu solusi ketika warga masyarakat ke pemerintah terkadang itu kinerjanya slow respons, dan sudah cukup banyak yang berhasil diselesaikan dengan baik,” ujarnya.

Baca Juga  OTT Keras Ratusan Juta di Sidoarjo: Dugaan Jual Beli Jabatan Perangkat Desa Terbongkar!

“Bupati Swasta” ini mengaku sudah banyak kontribusi yang disumbangkannya kepada Sidoarjo, khususnya terkait laporan masyarakat yang sudah ditindaklanjuti oleh pihak – pihak yang berwenang, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.

“Selain masalah penahanan Ijazah di sekolah, Lapor Buwas yang ditindaklanjuti oleh pak Bupati dan Bu Wabup, beserta jajaran OPD, diantaranya penyelesaian siswa SMPN 1 Sidoarjo yang memperoleh disensasi keringanan biaya sekolah, masalah warga yang lainnya terkait perbaikan jalan rusak di desa Keboansikep, Kec. Gedangan, di Desa Nyamplung, Kec. Candi, dan jalan desa lainnya.

Kini, bantuan penyelesaian datang dari manapun, lembar ijazah yang dulu tersimpan dalam lemari arsip sekolah, berubah menjadi simbol harapan. Dari keberanian satu orang, muncul keadilan bagi banyak orang.

Di lingkungan pendidikan, bukan hanya soal mencetak angka kelulusan, tapi memanusiakan manusia untuk kehidupan jenjang berikutnya.