Surabaya, Ruang.co.id – Kafein, senyawa yang terkandung dalam kopi, teh, dan minuman berenergi lainnya, seringkali menjadi pilihan pertama bagi banyak orang untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengatasi rasa kantuk. Namun, apakah kopi benar-benar bisa meredakan stres? Jawabannya tidak sesederhana itu.
Banyak yang beranggapan bahwa kerja lebih fokus setelah minum kopi memang sangat umum. Ini karena kafein dalam kopi memiliki efek stimulan pada sistem saraf pusat, yang dapat membuat kita merasa lebih alert dan meningkatkan konsentrasi. Kafein juga merangsang produksi dopamin, neurotransmitter yang terkait dengan perasaan senang dan motivasi. Hal ini dapat meningkatkan mood dan membuat kita lebih bersemangat untuk bekerja.
Ketika kita merasa stres, secangkir kopi panas memang bisa memberikan efek menenangkan sejenak. Kafein dalam kopi bekerja dengan merangsang sistem saraf pusat, meningkatkan produksi hormon adrenalin dan dopamin. Hormon-hormon ini membuat kita merasa lebih waspada dan berenergi, serta memberikan sensasi senang sementara. Namun, efek ini bersifat sementara.
Sisi Gelap Kafein
Meskipun kafein memberikan efek positif dalam jangka pendek, konsumsi berlebihan justru dapat memperparah stres. Kafein dapat memicu kecemasan, insomnia, dan palpitasi jantung. Selain itu, kafein juga dapat mengganggu produksi hormon kortisol, yang merupakan hormon stres alami tubuh. Jika produksi kortisol terganggu, tubuh akan semakin sulit mengatasi stres.
Kopi memang bisa memberikan efek stimulan yang sementara, namun bukan solusi jangka panjang untuk meredakan stres. Untuk mengatasi stres secara efektif, diperlukan perubahan gaya hidup yang lebih sehat dan penerapan teknik manajemen stres. Jika kamu merasa kopi justru memperburuk kondisi stress kamu, sebaiknya kurangi atau hindari konsumsinya. (R4)