Ruang.co.id – Sebuah momen menggetarkan hati terjadi di depan Rumah Sakit Adi Husada Kapasari, Surabaya, Senin pagi (30/6/2025). Seorang ibu hamil yang hendak melahirkan terpaksa turun dari mobil dan berjalan kaki sejauh 200 meter menuju ruang IGD, karena ambulans tidak bisa masuk akibat parkir liar yang memadati sisi jalan.
Pemandangan memilukan ini bukan yang pertama, namun menjadi puncak dari deretan keluhan warga dan keluarga pasien yang sudah berbulan-bulan merasa resah dengan kemacetan di sekitar RS Adi Husada.
Menjawab keresahan publik, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya langsung bertindak. Bersama tim gabungan dari Polrestabes, Kogartap III, dan Satpol PP, mereka melakukan sosialisasi sekaligus memasang rambu larangan parkir permanen di sekitar kawasan vital rumah sakit.
“Penataan parkir yang baik bukan hanya tanggung jawab petugas, tetapi juga membutuhkan kerja sama dan kesadaran seluruh pengguna jalan,” tegas Jeane Mariane Taroreh, Kepala UPTD Parkir TJU Dishub Surabaya.
Jeane menjelaskan bahwa RS Adi Husada telah menyediakan lahan parkir resmi. Bahkan akan menambah area parkir baru di halaman STIKES Adi Husada, yang berada tepat di samping rumah sakit.
Pengunjung yang tidak kebagian tempat parkir diarahkan ke area tambahan tersebut, dibantu oleh juru parkir resmi.
“Kami juga sudah edukasi para jukir agar tidak lagi membiarkan kendaraan parkir di tepi jalan. Mereka mendukung penuh dan siap bekerja sama demi kelancaran serta keselamatan pasien,” ujar Jeane lugas.
Sementara itu, dari pihak RS Adi Husada, menyambut baik penertiban ini. Pihaknya sudah lama mengajukan skema parkir yang lebih manusiawi.
Kini, rambu larangan parkir telah berdiri kokoh di sepanjang jalan utama depan RS Adi Husada. Dishub juga menyiagakan petugas untuk patroli rutin, memastikan tidak ada lagi kendaraan yang menghalangi akses masuk IGD maupun jalan keluar ambulans.
Perubahan ini membawa harapan besar, tidak hanya bagi pasien, tapi juga bagi keluarga yang mengantar dengan penuh cemas.
Karena di balik klakson yang bising dan kemacetan yang menjengkelkan, ada jiwa yang sedang berjuang hidup, dan mereka pantas mendapat ruang.
“Kami ingin menciptakan jalan yang tidak hanya bebas macet, tapi juga penuh rasa kemanusiaan,” pungkas Jeane.